-
Bayern Munich Menang Besar, Hansi Flick Tetap Tak Puas
50 menit lalu -
Cegah Covid-19, Hong Kong Berlakukan Lockdown di Distrik yang Padat
47 menit lalu -
BPBD Lebak Kembali Ingatkan Warga untuk Waspada Banjir dan Longsor
48 menit lalu -
Dikalahkan Manchester United, Klopp Kritik Serangan Balik Liverpool
21 menit lalu -
Benarkah Covid-19 Sebabkan Risiko Kerusakan Otak? Ini Hasil Penelitiannya
14 menit lalu -
Komjen Listyo Sigit Bikin Pejabat Polri Keder, Fahri Hamzah Kaget
39 menit lalu -
Tower Bersama teken fasilitas pinjaman revolving US$275 juta
55 menit lalu -
Pintek gaet mitra SIPLah
51 menit lalu -
Amar Bank terapkan intelligence banking
41 menit lalu -
Crowde ingin digitalisasi 100 ribu petani
47 menit lalu -
Fokus GoPay di 2021
34 menit lalu -
Berkah 3 Zodiak Ini Kebangetan, Rezekinya Bikin Bergelimang Uang
19 menit lalu
Keampuhan Plasma Konvalesen Terbatas

JAKARTA -- Temuan terbaru mengungkap secuil khasiat plasma konvalesen. Penggunaan plasma darah dari penyintas Covid-19 untuk mengobati pasien pneumonia parah yang disebabkan oleh virus corona menunjukkan sedikit khasiat, menurut data uji klinis di Argentina yang dirilis pada Selasa (24/11).
Plasma konvalesen, yang memasukkan antibodi penyintas Covid-19 kepada mereka yang terinfeksi, tidak secara signifikan meningkatkan kondisi kesehatan pasien atau mengurangi risiko kematian yang lebih baik dari plasebo. Temuan riset itu diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine.
Kendati bukti keampuhannya terbatas, plasma konvalesen, yang pada Agustus digembar-gemborkan Presiden AS Donald Trump sebagai "terobosan bersejarah", sering diberikan kepada pasien di AS. Pada Oktober, riset minor dari India menunjukkan bahwa plasma konvalesen menyembuhkan gejala pada pasien Covid-19, seperti sesak napas dan kelelahan, namun tidak mengurangi risiko kematian atau perkembangan penyakit parah selama 28 hari.
Riset baru di Argentina melibatkan 333 pasien pneumonia Covid-19 parah yang dirawat-inap, yang secara acak ditentukan untuk menerima plasma konvalesen atau plasebo.
Setelah 30 hari, para ilmuwan tidak menemukan adanya perbedaan signifikan pada gejala atau kesehatan pasien. Tingkat kematian hampir sama, yakni 11 persen pada kelompok plasma konvalesen dan 11,4 persen pada kelompok plasebo, perbedaan yang dianggap tidak jauh berbeda.
Terdapat kemungkinan bahwa plasma konvalesen mungkin membantu pasien Covid-19 yang tidak begitu sakit parah, menurut kepala riset Dr. Ventura Simonovich dari Rumah Sakit Italiano de Buenos Aires. Namun, menurutnya, diperlukan riset lebih lanjut.
Untuk pasien dengan penyakit parah, seperti yang ada pada riset ini, "terapi lainnya yang berdasarkan pada antibodi kemungkinan berperan", katanya.
- Vaksin BCG Berpotensi Beri Perlindungan Terhadap Covid-19
- 1 dari 4 Orang Inggris Akui tidak Cuci Tangan Setelah Batuk
- 766 Masjid di Dubai Dibuka, 55 Masjid Ditutup karena Corona
- Legislator: Matangkan Kesiapan Sebelum Sekolah Tatap Muka
- NASA Rilis Data Astronomi Berbentuk Suara, Mau Dengar?