-
Silvio Escobar Sebut Laga PS Tira Persikabo vs Timnas Indonesia Bakal Seru
51 menit lalu -
TNI AL Dorong Program Kampung Bahari Nusantara
41 menit lalu -
Perusahaan Amerika Bikin Kecewa, Chile Borong Vaksin Made in China
57 menit lalu -
Reinier Jesus Makin Percaya Diri Setelah Akhiri Puasa Gol
51 menit lalu -
Kuasa Hukum Nurhadi: Tuntutan Jaksa Berdasar Imajinasi
46 menit lalu -
Danrem Ingatkan Ancaman Karhutla di Lokasi TMMD
17 menit lalu -
Keberadaan Lembaga Adat Ulayat Depati Rencong Telang Tak Diakui
38 menit lalu -
Mantan Ketua Persikmania Kampanyekan Ojo Wedi Divaksin COVID-19
56 menit lalu -
Buka MNC Group Investor Forum, Airlangga Hartarto: Pemulihan Ekonomi RI di Jalur Tepat, Siap Sambut Investasi!
50 menit lalu -
Salip Truk Sampah, Pemotor Wanita Tewas Terlindas
48 menit lalu -
Rina Gunawan Ternyata Memiliki Riwayat Penyakit Asma dan Radang Paru-Paru
58 menit lalu -
Terlapor-Pelapor Kasus UU ITE Soroti Pasal 27 dan 28
11 menit lalu
Kasus Bunuh Diri di Jepang Melonjak hingga 16% di Gelombang Kedua Covid-19

JEPANG - Studi menemukan tingkat kasus bunuh diri di Jepang melonjak pada gelombang kedua pandemi Covid-19. Hal itu terjadi terutama di kalangan perempuan dan anak-anak.
Reuters, Sabtu 16 Januari 2021, melaporkan tingkat bunuh diri pada periode Juli-Oktober naik 16% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Padahal penelitian Universitas Hong Kong dan Institut Gerontologi Tokyo Metropolitan menunjukkan kasus bunuh diri di negara tersebut mengalami penurunan sebesar 14% pada Februari-Juni.
"Tidak seperti keadaan ekonomi normal, pandemi ini secara tidak proporsional memengaruhi kesehatan psikologis anak-anak, remaja, dan perempuan (terutama ibu rumah tangga)," tulis penelitian yang diterbitkan pada Jumat 15 Januari 2021 di jurnal Nature Human Behavior.
Baca juga: Mirip dengan di Inggris, Satu Lagi Varian Baru Covid-19 Ditemukan di Jepang
Studi menunjukkan penurunan angka bunuh diri pada awalnya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti subsidi pemerintah, berkurangnya jam kerja dan penutupan sekolah. Namun penurunan itu berbalik, tingkat bunuh diri pada perempuan melonjak 37%, sekitar lima kali lipat di antara pria. Hal itu terjadi, kata laporan tersebut, karena pandemi yang berkepanjangan menghantam industri yang didominasi oleh kaum perempuan, meningkatkan beban pada ibu yang bekerja, sementara kekerasan dalam rumah tangga juga meningkat.
Studi tersebut, berdasarkan data Kementerian Kesehatan dari November 2016 hingga Oktober 2020, menemukan angka bunuh diri anak melonjak 49% pada gelombang kedua Covid-19, bersamaan dengan periode setelah penutupan sekolah secara nasional.
Baca juga: Jepang Berlakukan Lagi Keadaan Darurat Covid-19, Dubes RI Imbau WNI Patuhi Aturan
Perdana Menteri Yoshihide Suga pada bulan ini menetapkan keadaan darurat Covid-19 untuk Tokyo dan tiga prefektur sekitarnya dalam upaya untuk membendung kebangkitan virus corona kembali.
Situasi darurat tersebut diperluas ke tujuh prefektur lagi, termasuk Osaka dan Kyoto. Menteri Reformasi Administrasi dan Peraturan Jepang kepada Reuters, Kamis 14 Januari 2021, mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan untuk memperpanjang keadaan darurat karena kebijakan tersebut "tidak dapat membunuh ekonomi."
"Orang-orang khawatir tentang Covid-19. Namun banyak orang juga bunuh diri karena kehilangan pekerjaan, kehilangan penghasilan, dan tidak melihat harapan," katanya. "Kami perlu mencapai keseimbangan antara mengelola Covid-19 dan mengelola ekonomi."