-
Kucurkan Dana Besar, Chelsea Disebut Telah Sepakat Datangkan Raheem Sterling dari Manchester City
45 menit lalu -
Shin Tae-yong Beri Kabar Buruk Soal Cedera Marselino Ferdinan
35 menit lalu -
Puluhan Mak-mak di Banyumas Ingin Puan Jadi Presiden 2024, Oh Ini Alasannya
56 menit lalu -
Jelang FIBA Asia Cup 2022, Brandon Jawato Sebut Timnas Basket Indonesia Banyak Belajar dari Kegagalan di Kualifikasi FIBA World Cup 2023
39 menit lalu -
Fadli Zon Peringatkan Sri Mulyani, Rupiah dalam Bahaya
50 menit lalu -
Dishub Kudus Temukan 45 Truk ODOL, Tetapi Tak Ditilang
30 menit lalu -
Amerika Vs China Makin Panas, Indonesia Dorong ASEAN Jadi Peredam
40 menit lalu -
Demokrat Berduka, Anak Buah AHY Tewas Dibacok
30 menit lalu -
Buang Kesempatan Menang, Jonatan Christie Kesal Salahkan Wasit
10 menit lalu -
Warga Bekasi yang Hilang saat Memancing Ditemukan Tewas
23 menit lalu
Jangan Abai, Kenali Gejala-gejala Penyakit Gagal Jantung

GenPI.co Kaltim - Kesadaran masyarakat mengenai kondisi gagal jantung di Indonesia masih rendah. Untuk itu, jangan abai dan dan berikut adalah gejala-gejala penyakit gagal jantung.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr. Rarsari Soerarso, SpJP(K).
"Kalau dibilang beban gagal jantung terhadap negara sebetulnya sangat besar. Masalahnya, awareness-nya (kesadaran) itu sangat kecil," katanya, Rabu (18/05/2022).
Dia mengatakan tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama, seperti Puskesmes, penting untuk memperbarui pengetahuan mengenai deteksi dan diagnosis gagal jantung sebab terkadang gejalanya tidak disadari.
Salah satu gejala khas gagal jantung yaitu sesak nafas saat istirahat atau aktivitas. Pada kasus ibu hamil bahkan lebih sulit membedakan antara sesak nafas saat berada di periode terakhir kehamilan atau sesak nafas karena gejala gagal jantung.
"Kalau bicara tentang sesak nafas, mungkin dipikirnya penyakit paru-paru, TBC, bronkitis, padahal banyak kasus mungkin itu adalah tanda dari gagal jantung," kata dia.
Dia menjelaskan gagal jantung merupakan kondisi abnormalitas dari struktur jantung atau fungsi yang menyebabkan kegagalan dari jantung untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh.
Selain sesak nafas, gejala tipikal lainnya termasuk ortopnea atau tidak nyaman saat bernapas sambil berbaring, cepat merasa lelah, edema tungkai atau bengkak pada pergelangan kaki, dan sebagainya.
Berdasarkan data Indonesian Chronic Heart Failure Registry (Anchure) pada 2018 dari PERKI, terdapat 2.115 pasien gagal jantung dari 10 faskes di Indonesia.
Dari total penderita tersebut, 58 persen penderita merupakan usia produktif yakni antara kurang dari 40 tahun hingga 59 tahun.
Data PERKI pada 2018 juga menunjukkan bahwa 17,2 persen pasien gagal jantung di Indonesia meninggal saat perawatan rumah sakit dan 11,3 persen meninggal meninggal dalam satu tahun perawatan.
Angka-angka tersebut, menurut Riri, jauh dari kata terkendali.
Sementara klinik gagal jantung di pusat kota dari hari ke hari terdapat peningkatan pasien gagal jantung yang dirujuk dari fasilitas kesehatan dari daerah-daerah.
"Kalau dari hari ke hari praktik klinik, ya, makin hari makin banyak, karena mungkin dulu nggak ketahuan sekarang baru ketahuan," katanya.
Dia menganjurkan agar melakukan deteksi dini bagi orang tanpa komorbid saat berada di usia 30 tahun ke atas.
"Sering-seringlah cek darah. Minimal tensi darah. Cek kolesterol, cek gula, itu rutin, katakanlah setahun sekali. Karena itu kita bisa mendeteksi faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner, faktor risiko darah tinggi, dan nanti ke belakangnya bisa mencegah gagal jantung," jelas Riri.
Tak hanya usia 30-an, orang dengan faktor risiko di usia 20-an pun perlu waspada terhadap kemungkinan kondisi gagal jantung.
Riri mengatakan bahwa banyak penyebab yang bisa menjadi kondisi gagal jantung dan tidak ada yang spesifik, namun ia mencatat paling sering terkait dengan penyakit jantung koroner.
Faktor risiko gagal jantung yang Riri menggarisbawahi lainnya juga termasuk hipertensi, kolesterol, diabetes, obesitas, konsumsi alkohol berlebihan, garam berlebihan, merokok, dan sebagainya.(ant)
Video populer saat ini: