-
4 Obat Dapatkan Izin Terapi Covid-19 dari BPOM
50 menit lalu -
Wonderkid Albania Resmi Jadi Rekrutan Kedua Inter Setelah Lukaku
54 menit lalu -
Ogah Jemawa Usai Raih Podium Perdana di MotoGP, Anak Didik Valentino Rossi Enggan Pasang Target Tinggi
57 menit lalu -
80 Dokter Indonesia Dilatih Kendalikan Robot Bedah Jarak Jauh
38 menit lalu -
Effendi Simbolon Blak-blakan Capres PDIP, Sebut Puan Maharani
48 menit lalu -
Petuah & Doa Gus Miftah untuk Nasib Karyawan Holywings
33 menit lalu -
Buah Paling Ajaib di Dunia, Kolesterol Turun Tanpa Obat
28 menit lalu -
Kemenag Buka Posko Pengaduan Daring Haji 2022
28 menit lalu -
Sri Mulyani Curiga Subsidi BBM dan LPG Dinikmati Kalangan Atas
28 menit lalu -
Ingin Beli Tiket Timnas Basket Indonesia vs Arab Saudi? Klik Link Berikut Ini
28 menit lalu -
10 Makanan yang Dihindari Ade Rai agar Tetap Tampan dan Awet Muda, Nomor 1 Paling Berat
24 menit lalu -
Jokowi Mengutus Anak Buahnya Hadiri Pelantikan Presiden Filipina Ferdinand Marcos
28 menit lalu
0
Jalan 'Benyah Latig' Ditanami Pohon Pisang

Sebatang pohon pisang ditanam warga di jalan Banjar Juuk Legi, Desa Batunya, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Penanaman sebatang pohon pisang tersebut lantaran kondisi jalannya 'benyah latig'. Aksi tanam pohon pisang tersebut viral di media sosial (medsos).
Pohon pisang yang ditanam itu sebagai tindakan protes warga lantaran jalan telah lama rusak namun tak kunjung diperbaiki. Jalan sepanjang 1 kilometer tersebut menghubungkan ke arah Pura Kahyangan Jagat Pucak Mambi.
Perbekel Batunya I Made Riasa membenarkan adanya pohon pisang yang ditanam warga. Namun menurutnya yang menanam itu bukan warga dari Juuk Legi tetapi seorang oknum. Dia menyebut, gambar penanaman pohon pisang yang dilakukan oknum tersebut, yang tersebar di media sosial dicurigai sudah diedit. Sebab hasil dari pengecekan ke lapangan, tanah di lokasi tersebut tak sampai dibongkar.
"Benar ada penanaman pohon pisang, tetapi seperti editan itu foto yang disebar, karena dari cek ke lapangan tanah tidak sampai dibongkar hanya dipasang sedikit, dan diisi tanah sedikit," kata Made Riasa saat dikonfirmasi, Senin (16/5).
Menurutnya jalan yang ditanam pohon pisang statusnya adalah jalan desa. Memang belum bisa dibenahi secara total dari dana desa, lantaran kegiatan untuk realisasi anggaran sudah ada pos dari pusat.
Di samping itu kegiatan yang menggunakan dana desa tidak boleh menumpuk di satu tempat, sebab di tahun 2020 sudah melakukan perbaikan gorong-gorong di jalur tersebut.
"Nah, tahun 2021 belum bisa dilakukan lantaran ada pandemi. Pos anggaran dialihkan 40 persennya ke BLT (bantuan langsung tunai) serta penanggulangan bencana. Sehingga tidak bisa menggunakan dana desa, maka kami akan perjuangkan lewat kabupaten," tegas Made Riasa.
Dia menambahkan selain sudah mendapat perbaikan gorong-gorong lewat dana desa, sebelumnya jalan sudah sempat diperbaiki dengan bantuan dari wakil rakyat Provinsi Bali serta desa adat setempat, namun perbaikannya menggunakan semen.
"Jadi dengan kondisi itu kita akan perjuangkan perbaikan lewat kabupaten. Tetapi masih proses karena kita tahu kondisi sekarang keuangan daerah lagi menipis," kata Made Riasa.
Made Riasa menyatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Pemkab Tabanan. Bahkan pada Minggu (15/5), dari Dinas PU Tabanan sudah turun melakukan pengecekan. "Jalan itu mulai rusak tahun 2019," ucapnya.
Terkait hal tersebut, Kabid Bina Marga Dinas PUPRPKP Tabanan I Gede Partana menjelaskan jalan yang ditanam pohon pisang itu merupakan jalan desa. Namun pihak desa akan memperjuangkan lewat kabupaten. "Rencananya aparat desa akan menghadap bupati," ujar Gede Partana.
Jika hal tersebut disetujui untuk dibenahi maka mereka diminta untuk mengajukan proposal lalu ditembuskan ke Bappeda dan ke PUPRPKP. "Setelah ada tembusan, kami akan turun lakukan pengecekan, kemudian baru bisa ditindaklanjuti. Kami sudah lakukan pengecekan untuk hal itu," tegasnya.
Menurut Gede Partana, jalan yang ditanam pohon pisang tidak ada tembus ke arah desa lain alias jalan buntu yang bisa tembus ke Danau Bedugul. Kemudian kerusakan jalan tersebut tak terlalu parah, masih bisa dilalui kendaraan roda empat. "Itu jalan buntu tidak ada tembus ke jalan yang lain," tandas Gede Partana. *des
Pohon pisang yang ditanam itu sebagai tindakan protes warga lantaran jalan telah lama rusak namun tak kunjung diperbaiki. Jalan sepanjang 1 kilometer tersebut menghubungkan ke arah Pura Kahyangan Jagat Pucak Mambi.
Perbekel Batunya I Made Riasa membenarkan adanya pohon pisang yang ditanam warga. Namun menurutnya yang menanam itu bukan warga dari Juuk Legi tetapi seorang oknum. Dia menyebut, gambar penanaman pohon pisang yang dilakukan oknum tersebut, yang tersebar di media sosial dicurigai sudah diedit. Sebab hasil dari pengecekan ke lapangan, tanah di lokasi tersebut tak sampai dibongkar.
"Benar ada penanaman pohon pisang, tetapi seperti editan itu foto yang disebar, karena dari cek ke lapangan tanah tidak sampai dibongkar hanya dipasang sedikit, dan diisi tanah sedikit," kata Made Riasa saat dikonfirmasi, Senin (16/5).
Menurutnya jalan yang ditanam pohon pisang statusnya adalah jalan desa. Memang belum bisa dibenahi secara total dari dana desa, lantaran kegiatan untuk realisasi anggaran sudah ada pos dari pusat.
Di samping itu kegiatan yang menggunakan dana desa tidak boleh menumpuk di satu tempat, sebab di tahun 2020 sudah melakukan perbaikan gorong-gorong di jalur tersebut.
"Nah, tahun 2021 belum bisa dilakukan lantaran ada pandemi. Pos anggaran dialihkan 40 persennya ke BLT (bantuan langsung tunai) serta penanggulangan bencana. Sehingga tidak bisa menggunakan dana desa, maka kami akan perjuangkan lewat kabupaten," tegas Made Riasa.
Dia menambahkan selain sudah mendapat perbaikan gorong-gorong lewat dana desa, sebelumnya jalan sudah sempat diperbaiki dengan bantuan dari wakil rakyat Provinsi Bali serta desa adat setempat, namun perbaikannya menggunakan semen.
"Jadi dengan kondisi itu kita akan perjuangkan perbaikan lewat kabupaten. Tetapi masih proses karena kita tahu kondisi sekarang keuangan daerah lagi menipis," kata Made Riasa.
Made Riasa menyatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Pemkab Tabanan. Bahkan pada Minggu (15/5), dari Dinas PU Tabanan sudah turun melakukan pengecekan. "Jalan itu mulai rusak tahun 2019," ucapnya.
Terkait hal tersebut, Kabid Bina Marga Dinas PUPRPKP Tabanan I Gede Partana menjelaskan jalan yang ditanam pohon pisang itu merupakan jalan desa. Namun pihak desa akan memperjuangkan lewat kabupaten. "Rencananya aparat desa akan menghadap bupati," ujar Gede Partana.
Jika hal tersebut disetujui untuk dibenahi maka mereka diminta untuk mengajukan proposal lalu ditembuskan ke Bappeda dan ke PUPRPKP. "Setelah ada tembusan, kami akan turun lakukan pengecekan, kemudian baru bisa ditindaklanjuti. Kami sudah lakukan pengecekan untuk hal itu," tegasnya.
Menurut Gede Partana, jalan yang ditanam pohon pisang tidak ada tembus ke arah desa lain alias jalan buntu yang bisa tembus ke Danau Bedugul. Kemudian kerusakan jalan tersebut tak terlalu parah, masih bisa dilalui kendaraan roda empat. "Itu jalan buntu tidak ada tembus ke jalan yang lain," tandas Gede Partana. *des
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali