-
Shin Tae-yong Minta Timnas Indonesia Hajar Burundi di Laga Kedua FIFA Matchday Maret 2023, Ini Penyebabnya!
53 menit lalu -
Banyak Pecahkan Rekor, Ronaldo Masih Pemain Penting di Timnas Portugal
53 menit lalu -
Kebakaran Melanda Kawasan Padat Penduduk di Pasar Manggis Jaksel
45 menit lalu -
Bareskrim Tetapkan Keponakan Wamenkumham Tersangka atas Kasus Pencemaran Nama Baik
43 menit lalu -
Catat! Jadwal Imsak dan Berbuka Puasa di Jogja 28 Maret 2023
18 menit lalu -
Populasi di Jepang Anjlok Akibat Dihantui Resesi Seks
36 menit lalu -
Review Film Losmen Melati, Penginapan Terkutuk yang Membuat Tamu Tak Bisa Keluar Lagi
9 menit lalu -
Tersangka Kasus Narkoba Tewas di RTP Polres Asahan, Polisi Berdalih Bunuh Diri
23 menit lalu -
7 Pesepak Bola Top Eropa yang Konsisten Puasa Ramadhan, Nomor 1 Gelandang Andalan Chelsea!
23 menit lalu -
Kemenkeu dan BPK dalam Pusaran Uang Korupsi Tukin Kementerian ESDM
23 menit lalu -
5 Fakta Linda Cepu di Kasus Narkoba Teddy Minahasa, Dituntut 18 Tahun Penjara
23 menit lalu -
Shin Tae-yong Akui Sudah Analisa Kekuatan Burundi, Timnas Indonesia Kembali Berjaya di FIFA Matchday Maret 2023?
19 menit lalu
Ini Pemicu Pergerakan Tanah di Aceh

BANDA ACEH---Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh menyatakan bahwa fenomena pergerakan tanah yang terjadi di kawasan lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar karena adanya jenis batuan berupa lapisan satuan tuf. "Di situ (Seulawah) memang kondisi tanahnya ada lapisan satuan tuf, yaitu batuan hasil letusan formasi gunung berapi Lamteuba," kata Kepala Dinas ESDM Aceh Mahdinur.
Sebelumnya, tanah di Desa Suka Damai, Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar mengalami pergeseran sejak sepekan terakhir, dan kondisinya semakin meluas hingga saat ini sudah mencapai kedalaman 1,3 meter.
Untuk mengetahui penyebabnya, Dinas ESDM Aceh telah melakukan peninjauan, penyelidikan, pengamatan dan analisis bersama tim geologi pada di lintasan badan jalan nasional Km 80-81 di lembah Seulawah itu hingga sudah diketahui permasalahannya.
Mahdinur menyampaikan, batuan dalam satuan tuf tersebut lebih cepat mengalami swelling (mengembang) atau tingkat pengembangan yang tinggi. Sehingga, saat berada pada situasi hujan deras maka tanah di sana akan labil. "Kemudian saat curah hujan tinggi maka tingkat lempengan juga tinggi, sehingga ada akumulasi air dan menjadi beban, maka dari situ berpotensi terjadinya longsor," ujarnya.
Apalagi, lanjut Mahdinur, kawasan tersebut setiap harinya juga dilewati mobil pengangkutan dengan beban tinggi, dan kondisi itu juga mempengaruhi terjadinya pergerakan tanah.
Kata Mahdinur, pergerakan tanah di sana akan kembali terjadi jika terus diguyur hujan deras, dan tidak akan berhenti sampai dia menemukan titik keseimbangan.
Namun, untuk titik akhirnya sampai di mana sejauh ini belum diketahui, maka perlu segera dilakukan kajian secara mendalam sampai ditemukan solusi konkrit mengatasi peristiwa ini. "Memang bisa saja ditimbun, tetapi dikhawatirkan bisa berulang kembali, jadi tidak tuntas. Maka perlu dikaji secara akademis dan mendetail untuk bisa ditangani secara baik," demikian Mahdinur.
Berita Terkait
- Sistem Pendataan yang Baik Atasi Potensi Konflik Pertanahan
- Luncurkan Kota Lengkap, Hadi Tjahjanto Percepat PTSL
- Buronan Empat Tahun, Mantan Panglima GAM Tiba di KPK
- Kadar Kolesterol Tinggi Bisa Tercermin di Mata, Arcus Senilis Jadi Tandanya
- Ini Pemicu Pergerakan Tanah di Aceh