-
Asnawi Mangkualam Resmi Jadi Pemain Ansan Greeners Sejak Pekan Lalu
52 menit lalu -
Frank Lampard Dipecat, Gary Neville: Dia Korban Ekspektasi Terlalu Tinggi di Chelsea
39 menit lalu -
Perjuangan Lawan Covid-19 Belum Berakhir, Menko Airlangga: Atur Gas dan Rem
57 menit lalu -
AFC Resmi Batalkan 4 Turnamen di 2021, Termasuk Piala AFC U-19 dan U-16
56 menit lalu -
Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi RI di 2020 Lebih Baik dari Negara G20 dan ASEAN
46 menit lalu -
Twitter akan Izinkan Pengguna Menandai Informasi Salah
30 menit lalu -
Combiphar Umumkan Akuisisi Air Mancur Group
52 menit lalu -
Pencurian Motor di Medan Terungkap karena GPS, 2 Pelakunya Ditembak
55 menit lalu -
Jose Mourinho Kirim Pesan kepada Frank Lampard
33 menit lalu -
Mentan Ungkap 3 Jurus Tekan Impor
52 menit lalu -
5 Pesepakbola yang Bangkit dari Kemiskinan, Nomor 1 Jadi Pemain Terkaya Dunia
31 menit lalu -
Bersepeda Kembali Jadi Rutinitas Kiper PSIS Sambil Menunggu Kepastian Liga 1
51 menit lalu
Inggris Kucurkan Hibah Rp 3,7 Miliar untuk Sains Indonesia

LONDON -- UK Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) mendapatkan hibah dana sebesar 200 ribu poundsterling atau setara Rp3,7 miliar dari Pemerintah Inggris melalui Global Challenges Research Fund (GCRF) yang dipimpin oleh the University of Nottingham, demikian disampaikan Koordinator UKICIS Bagus Muljadi kepada Antara London, Ahad (29/11). Menurut Bagus, hibah tersebutakan memungkinkan pihaknya untuk mengatasi tantangan berkaitan dengan adopsi kendaraan listrik (EV) dan pesawat listrik di Indonesia.
"Hibah dari Pemerintah Inggris ini untuk membiayai proyek penelitian pertama dari UK Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) bekerja sama dengan UGM dan Universitas Indonesia dimulai awal 2021, ujarnya.
Dipilihnya tim UKICIS, membuktikan bahwa Indonesia menjadi prioritas dibanding negara lain yang menjadi fokus GCRF. "Dana dari pemerintah Inggris ini diprioritaskan untuk membangun kapasitas industribatterai, kendaraan dan pesawat bertenaga listrik di Indonesia," katanya.
Menurut pihak Universitas Nottingham, dana hibah dari Pemerintah Inggris adalah hasil tindak lanjut dari pertemuan dengan Menteri BUMN Erick Thohir. "Hal yang kami lakukan adalah bentuk dari diplomasi sains dengan menggunakan riset sebagai alat untuk merekatkan kerja sama Inggris dan Indonesia," katanya menambahkan.
Universitas Nottingham ingin membantu membangkitkan industri kendaraan dan pesawat listrik Indonesia lewat riset kolaborasi UKICIS antara institusi riset terbaik di Inggris dengan Indonesia upaya membangun hubungan bilateral yang lebih erat antar kedua negara.
The University of Nottingham dan Global Challenge Research Fund setuju mendanai proyek akan dimulai awal tahun 2021.
"Saya sangat senang proyek kami mendapatkan penghargaan Global Challenges Research Fund (GCRF), " ujar Bagus sambil menambahkan bahwa proyek tersebutakan membantu meningkatkan kualitas udara, kesehatan dan kesejahteraan, mendorong kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan ketahanan dan mobilitas masyarakat.
Proyek tersebut juga bisa membantu menambah nilai, dan mewujudkan potensi Indonesia sebagai mineral baterai terbesar di dunia.GCRF juga menghibahkan dana bagi universitas di Inggris untuk menjalankan riset dengan negara berkembang.
Dana tersebut dikompetisikan lagi di internal masing masing universitas - dan professor akan mengajukanproposal mereka.
"Disinilah peran kami sebagai diaspora untuk membentuk tim dan mengajukan proposal agar dana tersebut dipakai untuk kemajuan Indonesia dan bukan negara lain," ujarnya.
Anggota tim terdiri dari Professor Patrick Wheeler, Professor Sean Rigby, dan Professor Kulwant Pawar, dan Dr Kevin Amess sedangkan DR Bagus Muljadi sebagai Principal Investigator dari Tim.
Diharapkannya UKICIS ke depan dapat membantu diaspora lain melaksanakan hal serupa. Sebagai prasyarat, pemberian dana yang harus digunakan sepenuhnya untuk kepentingan Indonesia.
Selain itu diaspora lainnya Professor Benny Tjahjono juga mendapatkan dana dari GCRF sebesar 15,000 pound(sekitar Rp2,8 miliar) atas nama Universitas Coventry yang juga merupakan anggota UKICIS.
Berita Terkait
- Pembunuhan Ilmuwan Iran, Inggris Khawatirkan Situasi Kawasan
- Inggris Negosiasi Perdagangan Uni Eropa dengan Irlandia
- Inggris dan Prancis Sepakat Hentikan Imigran Ilegal
- BPT dan BRTI Dibubarkan, Ini Langkah Kemenkominfo
- Ledakan di India Tewaskan 1 Polisi, Lukai 9 Orang