-
Ini Pesan Anggota DPR untuk Calon Kapolri Listyo Sigit
53 menit lalu -
Jokowi Saksikan Penyerahan Santunan dari Sriwijaya Air kepada Keluarga Korban SJ 182, Sebegini Nilainya
57 menit lalu -
Jelang Pelantikan, Begini Nasib Kebijakan Ekonomi AS-Indonesia di Era Biden
56 menit lalu -
Pelatih Sabah FC Bocorkan Sosok Pemain Indonesia yang Diincar
57 menit lalu -
Jelang Akhir Masa Jabatan, Fachrori Tetap Beri Perhatian Besar Terhadap Ponpes
55 menit lalu -
Di Era Biden, AS Tetap Jadi Jagoan Pasar Minyak Dunia
33 menit lalu -
Vaksinasi Covid-19 UEA Melampaui Dua Juta Dosis
29 menit lalu -
Liga Inggris: Manchester City Waspada, Pep Guardiola Tunjuk 4 Pemain Paling Berbahaya di Kubu Aston Villa
52 menit lalu -
Jangan Remehkan Diare, Bisa Jadi Penyakit Autoimun Loh
21 menit lalu -
Toyota Thailand Open: Lapangan 2 Tak Bersahabat dengan Wakil Indonesia Hari Ini
42 menit lalu -
Bea Cukai Kendari Wujudkan Ekspor Perdana Jambe Mete ke Vietnam
20 menit lalu -
Bisa Timbulkan Aktivitas Menyimpang, Pengamat: Aktivitas Organ Tunggal Harus Dibatasi
58 menit lalu
Indonesia Punya 59.418 Tenaga Ahli Halal, Apa Tugasnya?

JAKARTA - Indonesia terus menggenjot ekonomi halal. Pemerintah terus mendorong pengusaha mengembangkan produk halal.
Adapun, kerja sama Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT) berhasil mencetak ribuan Usaha Kecil Menengah (UKM) Halal berorientasi ekspor.
Baca Juga: Bicara Ekonomi Islam Dunia, Wapres: Harus Kita Manfaatkan
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan hingga akhir Oktober 2020, IMT-GT berhasil mencetak sebanyak 4.054 UKM Halal berorientasi ekspor. Jumlah ini melampaui target yang ditetapkan sebelumnya yaitu 3.000 UKM pada 2021, sehingga targetnya dinaikkan menjadi 7.000 UKM pada akhir 2021.
Tidak hanya jumlah UKM, jumlah Tenaga Ahli Halal juga telah melampaui target yang telah ditetapkan.
"Jumlah Tenaga Ahli Halal mencapai 59.418 tenaga ahli, angka tersebut jauh melampaui target sebesar 30.000 tenaga ahli," kata Agus di Jakarta, Kamis (27/11/2020).
Kata dia, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan krisis dunia yang sangat besar.
"Semua negara menghadapi pertumbuhan yang negatif dan mengakibatkan jutaan orang beresiko kehilangan pekerjaan," bebernya.