-
Memasuki Bulan Puasa, Harga Telur dan Cabai Melambung Tinggi
52 menit lalu -
Pemuda di Sampang Diamankan Polisi Lantaran Kedapatan Bawa Narkoba
50 menit lalu -
Ini Aturan Main Operasinal Hiburan Malam Selama Ramadhan
12 menit lalu -
Vakum 3 Tahun, Bubur Sup Khas Kesultanan Deli Kembali Hadir Mengobati Kerinduan Warga
22 menit lalu -
Hasil Swiss Open 2023: Kejutan, Putri Kusuma Wardani Singkirkan Pusarla Sindhu di 16 Besar!
33 menit lalu -
Kisah Penganut Non Muslim di Sri Lanka yang Ikut Puasa untuk Menangkal Rasisme
20 menit lalu -
5 Fakta Ayah David Ozora Cabut Pemberian Maaf untuk Mario Dandy, Ini Alasannya
22 menit lalu -
Cerita Kiai Badrudin Trenggalek Lawan Penjajah dengan Jagung, Pasir dan Garam
13 menit lalu -
Ganjar Dukung Pemerintah Melobi FIFA Izinkan Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel
12 menit lalu -
5 Jenderal Pemiliki Brevet Kavaleri Marinir, Simbol Spesialisasi Kesenjataan Pasukan Hantu Laut
20 menit lalu -
Panglima Angkatan Laut Belanda Batal Hadiri Pelantikan Sultan Hamengku Buwono IX, Ternyata Nazi Sudah Duduki Negaranya
21 menit lalu -
Terkesan dengan Kemegahan JIS, Jordi Amat: Akan Menyenangkan jika Timnas Indonesia Main di Sini
20 menit lalu
IDI Imbau tidak Beli Obat Sirop tanpa Resep Dokter

JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau masyarakat untuk menghindari pembelian obat sirop secara mandiri tanpa disertai dengan resep dokter. Hal ini seiring dengan penemuan terbaru kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) di Jakarta.
"Jadi, pada dasarnya bicara tentang obat, obat harus didapatkan dari tenaga medis yang sesuai kompetensinya. Jadi, kami juga mengimbau jangan membeli obat sembarangan tanpa ada resep dari dokter," ujar Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Adib mengatakan, membeli obat sesuai resep dan anjuran dokter merupakan salah satu langkah agar menghindari dari hal yang tidak diinginkan. Langkah tersebut juga menjadi tanggung jawab untuk melakukan monitoring pascapemakaian obat dari efek samping yang bisa saja timbul.
Menurut dia, kesadaran terhadap masalah obat terutama efek samping menjadi penting untuk diperhatikan oleh masyarakat. Apabila masyarakat merasakan efek samping seusai mengkonsumsi obat, maka harus melapor sebagai upaya deteksi dini.
"Jadi,monitoring efek samping obat ini harus digalakkan sehingga bisa menemukan secara dini pada kasus. Bukan hanya gagal ginjal saja mungkin penyakit yang lain yang belum terekspose," kata dia.
Hal senada juga disampaikan Kementerian Kesehatan yang mengimbau masyarakat untuk menghindari pembelian obat sirop secara mandiri tanpa dibekali resep dari dokter. "Yang paling baik saat ini adalah konsultasi ke tenaga kesehatan (nakes). Jangan beli obat sendiri dulu," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.
Apabila anak sakit, kata dia, Kemenkes menyarankan dibawa ke fasilitas layanan kesehatan untuk mendapatkan obat dari dokter. Siti Nadia mengatakan, kasus GGAPA pada anak kembali terjadi di Indonesia. Setelah sempat mereda pada akhir 2022 dan kini kasusnya teridentifikasi di DKI Jakarta.
Dari dua kasus yang dilaporkan Dinkes DKI, satu pasien masih berstatus suspek dan satu kasus terkonfirmasi meninggal dunia setelah mengalami keluhan demam dan sulit buang air kecil.
Berita Terkait
- Kasus Baru Gagal Ginjal Akut, Pakar: Ini Bukti Deteksi Dini Masih Lemah
- Pesan Kemenkes untuk Orang Tua: Waspada Jika Popok Anak Selalu Kering
- Koordinasi dengan BPOM Soal Praxion, Ini Kata Kemenkes
- Bolehkah Penjamin Minta Imbalan pada Orang yang Dijaminnya?
- Polda Sumbar Tangkap Pelaku Penipuan Investasi Bodong Bernilai Rp 1,1 Miliar