-
BI Minta Bunga Kredit UMKM Diturunkan
43 menit lalu -
Mudik Dilarang, Pengusaha Dikasih Insentif?
51 menit lalu -
Zinedine Zidane Terapkan Catenaccio ala Italia, Modal Jadi Pelatih Juventus?
31 menit lalu -
KKB Bergeser ke Ilaga Papua, Polisi: Stok Peluru Mereka Menipis
25 menit lalu -
Pekan Depan, Kemendagri Panggil Pihak Terkait dalam Dugaan Kasus Korupsi Damkar Depok
24 menit lalu -
PAN Enggan Bergabung untuk Wacana Partai Poros Islam, Ternyata ini Alasannya
58 menit lalu -
Hasil NBA 2020-2021 Hari Ini: Antetokounmpo Comeback, Stephen Curry Bantu Warriors Menang
52 menit lalu -
Torino Blunder Fatal, AC Milan Ketiban Durian Runtuh
43 menit lalu -
Belum Berdampak Positif ke Pariwisata
38 menit lalu -
Posisinya Diutak-atik Arteta, Xhaka: Di Mana Saja yang Penting Menang!
37 menit lalu -
Mudik Lebaran Dilarang, Pedagang Pasar: Jualan Tetap Sepi
40 menit lalu -
Koperasi Pesantren Dinilai Potensial Bangun Jaringan Ritel
24 menit lalu
Hari Ini, Korban Tewas Demonstrasi Myanmar Bertambah Jadi 7 Orang

YANGON - Untuk meredam aksi unjuk rasa warga yang menolak kudeta militer, polisi Myanmar bertindak makin brutal. Hari ini, Minggu (28/2/2021) hingga pukul 17.05 WIB total korban tewas dalam demonstrasi sebanyak tujuh orang.
Aparat keamanan menembaki pendemo, menjadikan hari ini sebagai hari paling berdarah sejak kudeta 1 Februari lalu. Selain menimbulkan korban tewas, tindakan keras aparat juga menyebabkan sejumlah orang terluka.
Baca Juga: Duta Besar Myanmar Minta PBB Gunakan Segala Cara Atasi Kudeta Militer
Di antara korban tewas, terdapat satu guru perempuan yang meninggal dunia setelah polisi melemparkan granat setrum untuk membubarkan aksi protes yang digelar para guru di kota terbesar Myanmar, Yangon. Kendati demikian, penyebab kematian guru itu masih belum diketahui, kata putri dan seorang rekan korban.
Baca Juga: Inggris Jatuhkan Sanksi pada Panglima Tertinggi Junta Militer Myanmar
Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara merebut kekuasaan dan menahan pemimpin pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dan sejumlah elite politik lainnya pada 1 Februari lalu. Kelompok militer menuduh telah terjadi kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan partai Suu Kyi, NLD, secara telak. Ada kemungkinan besar jumlah korban terus bertambah.
Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing mengklaim, pihak berwenang telah menggunakan kekuatan minimal untuk menangani protes. Akan tetapi, fakta berkata lain. Sejak kudeta sampai hari ini, setidaknya delapan pengunjuk rasa telah tewas di tangan aparat.