-
Kasus Harian Covid-19 Melonjak, Tetapi Angka Kematian Tetap Kecil Melandai
55 menit lalu -
4 Obat Dapatkan Izin Terapi Covid-19 dari BPOM
16 menit lalu -
Jamaah Diminta Melapor Jika Alami Gejala Kelainan Jantung
54 menit lalu -
Jokowi Sampaikan Kabar Baik, Ada Jaminan dari Putin Mengenai Ukraina
54 menit lalu -
Demi Boyong Roberto Firmino dari Liverpool, Juventus Rela Lepaskan Adrien Rabiot dan Uang Rp544 Miliar
51 menit lalu -
Ogah Jemawa Usai Raih Podium Perdana di MotoGP, Anak Didik Valentino Rossi Enggan Pasang Target Tinggi
23 menit lalu -
Bos Juventus Akui Matthijs de Ligt Tak Betah di Turin, Pertanda Gabung Chelsea?
50 menit lalu -
Kapan Waktu Istirahat Setelah Nail Gel? Ini Kata Pakarnya
34 menit lalu -
Jumat Kian Beruntung, Intip Hoki Zodiak Taurus, Gemini, Scorpio
54 menit lalu -
Mobil Dinas Kemalingan, Rp769 Juta Melayang
35 menit lalu -
Wonderkid Albania Resmi Jadi Rekrutan Kedua Inter Setelah Lukaku
20 menit lalu -
Effendi Simbolon Blak-blakan Capres PDIP, Sebut Puan Maharani
14 menit lalu
Google Sebut Capaian Kecerdasan Buatan Hampir Saingi Manusia

JAKARTA - Peneliti utama Divisi AI DeepMind Google Dr Nando de Freitas mengungkapkan kecerdasan buatan (AI) tingkat manusia hampir tercapai. Para peneliti telah menghabiskan waktu selama beberapa dekade untuk mewujudkan kecerdasan umum buatan (AGI) setelah DeepMind meluncurkan sistem AI yang mampu menyelesaikan berbagai pekerjaan rumit, mulai dari menyusun blok hingga menulis puisi.
"Gato AI baru DeepMind hanya perlu ditingkatkan untuk menciptakan AI yang mampu menyaingi kecerdasan manusia," kata Dr de Freitas, dikutip Independent, Selasa (24/5/2022).
Namun, peneliti AI terkemuka telah memperingatkan munculnya AGI dapat mengakibatkan bencana eksistensial bagi umat manusia. Profesor Universitas Oxford Nick Bostrom berspekulasi sistem supercerdas yang melampaui kecerdasan biologis dapat mengganti kehiduapan manusia di bumi.
Salah satu hal yang disorot adalah kedatangan sistem AGI yang mampu mengajar dirinya sendiri dan menjadi lebih pintar secara eksponensial dibandingkan manusia. Namun, Freitas mengatakan keselamatan merupakan hal terpenting saat dia mengembangkan AGI.
"Ini mungkin tantangan terbesar yang kami hadapi. Semua orang harus memikirkannya. Kurangnya keragaman yang cukup juga sangat mengkhawatirkan saya," ujarnya.
Google mengakuisisi DeepMind yang berbasis di London pada tahun 2014. Dalam makalah tahun 2016 berjudul Safely Interruptible Agents, para peneliti DeepMind menguraikan kerangka kerja untuk mencegah kecerdasan buatan tingkat lanjut mengabaikan perintah mematikan. Interupsi yang aman dapat berguna untuk mengendalikan robot yang berperilaku buruk dan dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diubah.
"Jika agen seperti itu beroperasi secara real time di bawah pengawasan manusia, terkadang mungkin perlu bagi operator manusia untuk mencegah agen melanjutkan tindakan yang berbahaya dan memimpin agen ke situasi yang lebih aman," katanya.
- Google Beri Dukungan untuk UKM dan 10 Ribu Beasiswa
- Peneliti Pelajari Dampak Ponsel pada Kesehatan Mental
- Kecerdasan Buatan Bisa Prediksi Ras dari Gambar Sinar X
- In Picture: Banjir Rob, Keberangkatan KM Dharma Kartika VII Ditunda 24 jam
- Banjir Rob di Indramayu dan Cirebon Diprediksi Berlanjut Hingga Lusa