-
110.000 Dosis Vaksin PMK Tiba di Bali
45 menit lalu -
Piala AFF U-19 2022: Keluhkan Lapangan Latihan, Pelatih Malaysia Bilang Begini
57 menit lalu -
Info Cuaca Semarang Raya Hari Ini, 6 Juli 2022: Pagi-Siang Cerah Berawan, Sore-Malam Hujan Ringan
41 menit lalu -
Angin Kencang, 7 Rumah di Bener Meriah Aceh Rusak
42 menit lalu -
Mau ke Solo? Simak Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini 6 Juli 2022
40 menit lalu -
6 Gerai SIM Keliling Hadir di Bali Hari Ini: Catat Lokasi & Jadwalnya Semeton
42 menit lalu -
Franck Kessie Ungkap Alasan Terima Tawaran Barcelona
57 menit lalu -
Gubernur Riau Surati Jokowi, Minta Ekspor CPO Diperluas
41 menit lalu -
Badung Siapkan 40 Atlet Rugby Porprov
44 menit lalu -
Timnas Cricket Putri U-19 Lolos Kejuaraan Dunia
57 menit lalu -
Kekuatan Angkat Besi Merata di Porprov
58 menit lalu -
Luuk de Jong: Saya Tinggalkan Barcelona dengan Kepala Tegak
38 menit lalu
Gejala Hepatitis Akut Ditandai dengan Hilang Kesadaran atau Kejang

JURU Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, gejala berat pasien hepatitis akut misterius pada anak di bawah umur 16 tahun umumnya terjadi dalam rentang waktu dua pekan. Ini ditandai dengan hilang kesadaran atau kejang.
"Makanya disebut hepatitis akut berat, karena dalam 14 hari orang yang terkena jadi kejang dan terjadi penurunan kesadaran, kalau hepatitis normal tidak sampai kejang," kata Siti Nadia Tarmizi.
Siti Nadia mengatakan, indikasi itu dipelajari oleh tim peneliti terhadap satu dari tiga pasien anak yang dilaporkan meninggal dunia dalam kurun waktu yang berbeda pada akhir April 2022 di RSCM Jakarta.
"Satu dari tiga kasus meninggal di Jakarta merupakan probable hepatitis akut bergejala berat yang belum diketahui penyebabnya," katanya.
Siti Nadia menjelaskan, klasifikasi hepatitis misterius probable ditandai dengan laporan nonreaktif pada pemeriksaan hepatitis A, B, C, D, dan E maupun virus lainnya, seperti dengue maupun Adenovirus 41.
Ia mengatakan, Kemenkes sedang memperkuat peran diagnosa pasien bergejala hepatitis di seluruh Puskesmas di Tanah Air. Sebab, kunci mencegah kasus kematian pada pasien adalah kecepatan diagnosa dan penanganan medis.
BACA JUGA:12 Anak Meninggal dalam Wabah Misterius, Orangtua Mendapatkan Peringatan Hepatitis
"Sifatnya kewaspadaan demam kuning. Apapun gejalanya, Puskesmas harus turun cek lingkungan, ambil sampel feses pasien dan diperiksa. Puskesmas akan lihat, apakah perlu rujukan ke rumah sakit atau tidak," katanya.