-
Vakum Tiga Tahun, Bandung Super Camp LRCB Pecinta Kendaraan 44 Siap Digelar Kembali
50 menit lalu -
Presiden Joe Biden Puji Imigrasi Ngurah Rai Bali, Ungkap Kata Terima Kasih
48 menit lalu -
Presiden Jokowi Soroti Belanja Iklan yang Banyak Masuk ke Platform Asing: Ini Sedih Loh Kita!
53 menit lalu -
Erick Tohir Makan Durian Bareng Presiden Jokowi dan Bobby Nasution: Enak Terussss
47 menit lalu -
Empat Tim Rugby Wajib Lolos PON
41 menit lalu -
Perpani Bali Harapkan 15 Atlet Lolos PON 2024
23 menit lalu -
Tahun 2022 Kasus Rabies di Agam Turun
44 menit lalu -
Pohon Setinggi 12 Meter Tumbang Diterjang Angin Kencang, Akses Jalan Ratna Bekasi Terputus
40 menit lalu -
Jumlah Dapil Pileg 2024 di Buleleng Jadi 9
43 menit lalu -
UNICEF Sebut Foto Anak-Anak yang Terjebak di Reruntuhan Puing Gempa Dahsyat Turki Sangat Menyedihkan
49 menit lalu -
SMANSA Cup Diikuti 39 Tim Basket
42 menit lalu -
Gunung Karangetang Meletus, Luncuran Lava Pijar Capai 1.500 Meter
41 menit lalu
0
Gara-gara Koalisi NasDem-Demokrat Tak Kunjung Deklarasi, Rujuk Gerindra dan PKS Bergulir

JAKARTA,
Wacana Partai Gerindra dan PKS kembali dalam satu koalisi jelang Pilpres 2024 bergulir. Wacana bersatunya PKS dan Gerindra terjadi di tengah wacana 'Koalisi Perubahan' yang digagas bareng Partai NasDem dan Partai Demokrat tak kunjung deklarasi.
Gagasan rujuknya Gerindra dan PKS jelang Pilpres 2024 usai keduanya beda jalan pasca Pilpres 2019. Gerindra masuk pemerintah Presiden Jokowi, sedangkan PKS tetap beroposisi dengan pemerintahan Jokowi.
Wacana rujuk ini berangkat dari pernyataan Waketum Partai Gerindra Fadli Zon, usai acara pengukuhan Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menjadi guru besar di Sentul, Bogor. Saat itu, Fadli Zon menjelaskan dirinya yang akrab dengan Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsyi. "Dari dulu juga akrab, pertanyaannya mudah-mudahan kita bisa bergabung lagi bersama-sama, semua masih cair lah maksudnya masih belum bisa kita menentukan sampai mendekati waktu tenggatnya," kata Fadli Zon di Bogor, dilansir detikcom, Kamis (1/12) lalu.
Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga bicara terkait peluang kans koalisi Gerindra dan PKS yang dibicarakan Fadli Zon. Dasco menganggap rencana tersebut sebagai bagian dari dinamika politik menjelang 2024. "Ya kan itu ditanya kepada Pak Fadli tentang kemungkinan-kemungkinan koalisi. Kan Pak Fadli secara normatif menjawab bahwa kemungkinan itu semua terbuka. Bahwa kemudian ada pro dan kontra terhadap koalisi Gerindra dan PKS, ya, itu dinamika yang terjadi dan kita anggap biasa aja dalam dinamika politik ini," kata Dasco kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, seperti dilansir detikcom, Senin (5/12).
Dasco pun menganggap rencana koalisi itu sebagai bumbu dalam pesta demokrasi. "Sehingga yang disampaikan dan apa yang terjadi kita anggap ya sebagai bumbu-bumbu daripada pesta demokrasi kita," ujar dia.
Soal rencana rujuk, Dasco beranalogi Gerindra tak pernah cerai dengan PKS. Dia mengatakan komunikasi di antara mereka masih sering dilakukan, terlebih keduanya merupakan sesama parpol di DPR."Ya kalau sebenarnya kita kan, kalau rujuk kan pernah cerai kalau kita kan nggak pernah cerai. Namanya parpol, kita semua berteman. Komunikasi masih juga sering dilakukan apalagi di DPR ini," kata dia.
Kemudian, wacana tersebut juga dikuatkan oleh Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. Dia mengatakan PKS memang terbuka komunikasi dengan partai mana saja. "Komunikasi intensif masih dengan NasDem dan Demokrat. Tapi partai lain seperti disampaikan Ustaz Syaikhu yang ingin berkomunikasi monggo saja," ujar Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI, dilansir detikcom, Senin (5/12).
Untuk diketahui, Partai Gerindra memang telah resmi berkoalisi dengan PKB untuk berjuang di Pemilu 2024. Namun demikian, belakangan PKB dan Gerindra menyebut adanya kemungkinan bergabungnya partai baru dalam koalisi tersebut. Peluang itu disampaikan oleh Waketum PKB Jazilul Fawaid. Dia awalnya bicara terkait kondisi koalisi Gerindra dan PKB yang solid sampai saat ini. "Koalisi tidak ada masalah, PKB-Gerindra masih solid, sekber jalan terus kok," kata Jazilul kepada wartawan, dilansir detikcom, Jumat (25/11). "Namun kami akui masih ada sedikit dinamika untuk menentukan siapa capresnya," lanjut Wakil Ketua MPR itu.
Atas alasan itu lah, Jazilul menyebut peluang terbentuknya poros baru masih mungkin terjadi. Namun, dia tak menjelaskan lebih jauh terkait peluang itu."Soal spekulasi poros baru atau tambahan partai koalisi dapat saja terjadi tergantung situasi ke depannya. Sabar, lihat saja nanti," kata dia.*
Gagasan rujuknya Gerindra dan PKS jelang Pilpres 2024 usai keduanya beda jalan pasca Pilpres 2019. Gerindra masuk pemerintah Presiden Jokowi, sedangkan PKS tetap beroposisi dengan pemerintahan Jokowi.
Wacana rujuk ini berangkat dari pernyataan Waketum Partai Gerindra Fadli Zon, usai acara pengukuhan Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menjadi guru besar di Sentul, Bogor. Saat itu, Fadli Zon menjelaskan dirinya yang akrab dengan Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsyi. "Dari dulu juga akrab, pertanyaannya mudah-mudahan kita bisa bergabung lagi bersama-sama, semua masih cair lah maksudnya masih belum bisa kita menentukan sampai mendekati waktu tenggatnya," kata Fadli Zon di Bogor, dilansir detikcom, Kamis (1/12) lalu.
Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga bicara terkait peluang kans koalisi Gerindra dan PKS yang dibicarakan Fadli Zon. Dasco menganggap rencana tersebut sebagai bagian dari dinamika politik menjelang 2024. "Ya kan itu ditanya kepada Pak Fadli tentang kemungkinan-kemungkinan koalisi. Kan Pak Fadli secara normatif menjawab bahwa kemungkinan itu semua terbuka. Bahwa kemudian ada pro dan kontra terhadap koalisi Gerindra dan PKS, ya, itu dinamika yang terjadi dan kita anggap biasa aja dalam dinamika politik ini," kata Dasco kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, seperti dilansir detikcom, Senin (5/12).
Dasco pun menganggap rencana koalisi itu sebagai bumbu dalam pesta demokrasi. "Sehingga yang disampaikan dan apa yang terjadi kita anggap ya sebagai bumbu-bumbu daripada pesta demokrasi kita," ujar dia.
Soal rencana rujuk, Dasco beranalogi Gerindra tak pernah cerai dengan PKS. Dia mengatakan komunikasi di antara mereka masih sering dilakukan, terlebih keduanya merupakan sesama parpol di DPR."Ya kalau sebenarnya kita kan, kalau rujuk kan pernah cerai kalau kita kan nggak pernah cerai. Namanya parpol, kita semua berteman. Komunikasi masih juga sering dilakukan apalagi di DPR ini," kata dia.
Kemudian, wacana tersebut juga dikuatkan oleh Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. Dia mengatakan PKS memang terbuka komunikasi dengan partai mana saja. "Komunikasi intensif masih dengan NasDem dan Demokrat. Tapi partai lain seperti disampaikan Ustaz Syaikhu yang ingin berkomunikasi monggo saja," ujar Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI, dilansir detikcom, Senin (5/12).
Untuk diketahui, Partai Gerindra memang telah resmi berkoalisi dengan PKB untuk berjuang di Pemilu 2024. Namun demikian, belakangan PKB dan Gerindra menyebut adanya kemungkinan bergabungnya partai baru dalam koalisi tersebut. Peluang itu disampaikan oleh Waketum PKB Jazilul Fawaid. Dia awalnya bicara terkait kondisi koalisi Gerindra dan PKB yang solid sampai saat ini. "Koalisi tidak ada masalah, PKB-Gerindra masih solid, sekber jalan terus kok," kata Jazilul kepada wartawan, dilansir detikcom, Jumat (25/11). "Namun kami akui masih ada sedikit dinamika untuk menentukan siapa capresnya," lanjut Wakil Ketua MPR itu.
Atas alasan itu lah, Jazilul menyebut peluang terbentuknya poros baru masih mungkin terjadi. Namun, dia tak menjelaskan lebih jauh terkait peluang itu."Soal spekulasi poros baru atau tambahan partai koalisi dapat saja terjadi tergantung situasi ke depannya. Sabar, lihat saja nanti," kata dia.*
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali