-
Timnas Spanyol Keok di Markas Skotlandia, Luis de la Fuente Menolak Panik
59 menit lalu -
Seumpama Tidak Ada Pandemi, Timnas Israel U-20 Tak Akan Ada di Piala Dunia U-20 Indonesia
48 menit lalu -
AdMedika dukung produk Taspen Smart Health
56 menit lalu -
5 Fakta Puncak Arus Mudik Lebaran 2023, Kemungkinan Terjadi pada 18-21 April
43 menit lalu -
Penyebab Timnas Indonesia Ramai Diminta Hadapi India di FIFA Matchday Juni 2023
55 menit lalu -
Melihat Kombinasi Lengkap Skill Daniel Marthin
16 menit lalu -
Pakai Judul Heboh, Media Malaysia Takjub Lihat Gol Jordi Amat di Laga Timnas Indonesia vs Burundi
29 menit lalu -
Viral Menara Saidah Menyala Merah Saat Maghrib, Warga: Sudah Tak Dialiri Listrik Puluhan Tahun
40 menit lalu -
Kapan Marc Marquez Masuk MotoGP? Ini Perjalanan Kariernya
31 menit lalu -
Kisah Bupati Dihukum Mati Adipati Pasuruan Usai Kalah Duel Melawan Panembahan Senopati
59 menit lalu -
Diduga Hendak Tawuran, 8 Remaja Bersajam Diamankan Polisi di Kebon Jeruk
53 menit lalu -
Thariq Halilintar Susah Move On Setelah Putus dari Fuji?
47 menit lalu
Erdogan Prihatin dengan Meningkatnya Retorika anti-Islam di Eropa

ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan kekhawatirannya terkait islamofobia dan anti-Islam di Eropa. Retorika yang muncul utamanya di negara-negara Skandinavia ini disebut menjadi perhatian Trkiye.
"Kami prihatin dengan meningkatnya retorika dan tindakan anti-Islam di Eropa, terutama di negara-negara Skandinavia," kata Erdogan dalam sebuah wawancara televisi di Ankara. Hal ini merujuk pada serangan baru-baru ini terhadap kitab suci Alquran di Swedia, Denmark dan Belanda.
Trkiye disebut mengharapkan langkah tulus dari Swedia dalam perang melawan Islamofobia. Pihaknya berharap Swedia dan Finlandia dapat sepenuhnya mematuhi komitmen mereka dalam nota tripartit.
Dilansir di Anadolu Agency, Kamis (2/2/2023), nota tripartit merujuk pada kesepakatan yang ditandatangani Juni lalu, antara Trkiye dan dua negara Nordik, untuk keanggotaan NATO mereka.
Ia menganggap nota kesepahaman tersebut sebagai "peta jalan". Penting bagi negara-negara yang berkaitan memenuhi janji mereka, terutama dalam perang melawan terorisme.
"Permintaan maaf dari Swedia tidak akan menyelesaikan masalah. Negara itu telah menjadi tempat berlindung yang aman bagi organisasi teroris," lanjut dia.
Erdogan juga menyebut Swedia belum memenuhi komitmennya terkait perang melawan terorisme di bawah memorandum tersebut. Hingga saat ini, kelompok teroris disebut masih melanjutkan aktivitas mereka di Swedia.
Organisasi teror dinilai telah menargetkan Trkiye dengan cara yang paling buruk. Melihat kondisi dan perkembangan terakhir, pihaknya harus menunda kunjungan Ketua Parlemen dan Menteri Pertahanan Swedia.
Serangan baru-baru ini yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci adalah kejahatan kebencian. Meski dilakukan dengan kedok kebebasan berekspresi, ia menyampaikan aksi kejahatan kebencian terhadap umat Islam itu tidak dapat diterima secara terbuka.
Erdogan lantas mengharapkan sekutunya untuk mendukung masalah keamanan Trkiye. Sampai saat ini, pihaknya masih belum tidak mendukung tawaran NATO Swedia.
"Selain itu, kami mengevaluasi proses keanggotaan Finlandia secara berbeda. Jika Finlandia mengelola proses seperti sekarang, kami akan melakukan bagian kami," katanya.
Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO Mei lalu. Keputusan tersebut muncul dipicu oleh perang Rusia melawan Ukraina.
Di bawah memorandum yang ditandatangani Juni lalu antara Trkiye, Swedia dan Finlandia, kedua negara Nordik berjanji untuk mengambil langkah-langkah melawan teroris, untuk mendapatkan keanggotaan dalam aliansi NATO.
Dalam perjanjian itu, Swedia dan Finlandia setuju untuk tidak memberikan dukungan kepada kelompok teror seperti PKK dan cabangnya, maupun Organisasi Teroris Fetullah (FETO), serta mengekstradisi tersangka teror ke Trkiye, di antara langkah-langkah lainnya.
Pernyataan-pernyataan Erdogan ini muncul setelah ekstremis Denmark-Swedia Rasmus Paludan pekan lalu membakar salinan Alquranan pada dua kesempatan terpisah, di luar Kedutaan Besar Turki di Swedia dan kemudian di depan sebuah masjid di Denmark.
Paludan bahkan mengatakan dia akan terus membakar kitab suci umat Islam setiap Jumat, sampai Swedia diterima di aliansi NATO.
Seorang politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, Edwin Wagensveld, juga merobek halaman-halaman Alquran di Den Haag dan membakarnya di dalam panci. Dia mengunggah video insiden tersebut di internet.
Sumber:
https://www.aa.com.tr/en/turkiye/turkiye-concerned-by-increasing-anti-islamic-rhetoric-actions-in-europe-president-erdogan/2803868
- Erdogan: Pengiriman Tank ke Ukraina Bukan Solusi
- Erdogan Prihatin Retorika Anti-Islam di Eropa Meningkat
- Erdogan: Swedia tidak Bisa Gabung NATO Jika Izinkan Pembakaran Alquran
- Satu Calon Hakim Adhoc HAM Ketahuan 'Akali' Surat Rekomendasi
- Hebat! Mahasiswa Polbangtan Kementan jadi Duta Hukum dan HAM Jabar