-
Usulan Lockdown Akhir Pekan, Pengusaha Mal Minta Kajian Mendalam
43 menit lalu -
Ayah Lorenzo Akui Joan Mir sebagai Juara MotoGP 2020
50 menit lalu -
Pakar: Pemerintah Harusnya Dengar Kata Ahli Kesehatan
41 menit lalu -
5 Makanan Sehat Supaya Anak Makin Pintar dan Berprestasi
55 menit lalu -
Sudah Mulai, Link Live Streaming Liga Inggris Southampton vs Arsenal
53 menit lalu -
In Picture: Peneliti Uji Coba Vaksin Covid Berbentuk Semprotan Hidung
36 menit lalu -
Jubir Satgas Ajak Masyarakat Manfaatkan Kesempatan Divaksin
34 menit lalu -
Zlatan Ibrahimovic Antarkan AC Milan Ungguli Inter di Paruh Pertama
29 menit lalu -
Masuk Grup Sulit di World Tour Finals, Nasib Praveen/Melati Usai?
48 menit lalu -
PPATK Temukan Dana Asing di Rekening FPI, Bikin Ngeri-Ngeri Sedap
28 menit lalu -
Komisi II Sebut Hampir Semua Fraksi Setuju Pilkada Tetap Ada 2022 dan 2023
37 menit lalu -
Harumkan Negara, PBSI Target Sabet 2 Gelar BWF World Tour Finals
5 menit lalu
Didik: Calon Kapolri Harus Tahu Posisi dan Netralitas

JAKARTA -- Masa jabatan Kapolri Idham Azis tak lama lagi akan memasuki purna tugas. Calon penggantinya pun dinilai harus memiliki kriteria yang mumpuni untuk memimpin instansi hukum di Indonesia ini.
Anggota Komisi III DPR RI Didik Mukrianto mengatakan, Kapolri harus paham tugas dan tanggung jawab Kepolisian yang berat dalam memelihara keamanan, ketertiban, menyayomi, dan melayani masyarakat. Dalam konteks politik dan demokrasi, menurut Didik, Kapolri kedepan harus mampu memposisikan Polisi sebagai Kepolisian Negara Republik Indonesia.
"Kapolri harus memastikan netralitas kelembagaannya dalam kompetisi-kompetisi politik dan menjaga prinsip-prinsip negara hukum yang demokratis," ujarnya melalui keterangan yang diterima Republika.co.id.
Ia menjelaskan, Kapolri ke depan haruslah sosok yang memiliki integritas dan rekam jejak yang baik, termasuk kapasitas, kapabilitas dan kompetensi yang baik. Kapolri juga harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi sipil di negara hukum yang demokratis seperti Indonesia.
Didik melanjutkan, calon Kapolri harus mempunyai komitmen yang utuh dalam melakukan reformasi secara berkelanjutan di Institusi Polri, termasuk melakukan penguatan kelembagaan dan kinerja, serta pelayanan kepada masyarakat. Seorang calon Kapolri juga harus memastikan posisi Polri sebagai sahabat masyarakat menjadi mutlak agar kepercayaan publik terhadap Polri bisa terbangun dengan baik.
Tak kalah penting, tambah Didik, calon Kapolri harus mampu memperkuat kerja sama dan sinergi lintas sektoral antar lembaga, utamanya dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Intelijen Negara (BIN). Kerja sama ini perlu dalam konteks memitigasi dan merespons ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik dari dalam maupun luar negeri.
"Kapolri yang baru mesti merepresentasikan sosok yang visioner, cakap dan kuat dalam mengemban tugas dan tanggung jawab kepolisian," ujar dia.
Politikus Demokrat itu menambahkan, Kapolri harus memegang teguh keadilan dan penegakan hukum yang manusiawi, persuasif dan humanis harus menjadi komitmen. "Kapolri ke depan harus memiliki akseptabilitas yan kuat dari internal kepolisian. Itu penting supaya manajemen institusi bisa berjalan dengan baik," ujar Politikus Demokrat itu menambahkan.
Sebagaimana diketahui, Idham akan segera memasuki purna tugas pada Januari mendatang. Hingga saat ini terdapat 11 jenderal berpangkat komisaris jenderal dan tiga jenderal berpangkat inspektur jenderal yang disebut-sebut berpeluang menjadi pengganti Idham di jabatan Kapolri.
Berita Terkait
- Isu Geng dan SARA Bursa Calon Kapolri, Ini Kata Legislator
- Bursa Calon Kapolri, Mabes: Hak Prerogatif Presiden
- Preman Awasi Protokol Kesehatan Dinilai Picu Persoalan Baru
- LPDB Tawarkan Bantuan Pembiayaan Modal UMKM Aceh Tengah
- Yasonna Harap RUU Prolegnas 2021 Hasilkan UU Berkualitas