-
Sempat Diisukan Bakal ke Barcelona, Angel Di Maria Pilih Gabung Juventus
58 menit lalu -
Breaking News! KKB Papua Tembaki Warga yang Bertanding Badminton Secara Brutal, 1 Tewas
58 menit lalu -
Hari Ini Kejagung Umumkan Tersangka Baru Kasus Dugaan Korupsi Pesawat Garuda
39 menit lalu -
Dapat Kesempatan Main Bersama Ronaldinho, Pelatih Persik Kediri Berterima Kasih
39 menit lalu -
Buruan Cek Bantuan Modal Kerja hingga BLT PKL Cair Lho, Simak Faktanya!
58 menit lalu -
Iuran BPJS Kesehatan Kelas 1,2 dan 3 Dihapus Sudah Uji Coba di 10 RS
28 menit lalu -
Jelang Lawan Bali United, Visakha FC Yakin Sapu Bersih Kemenangan
42 menit lalu -
Ada Angin Segar dari Perkebunan, Harga Sawit Mulai Menanjak, Jadi Sebegini
20 menit lalu -
Fakta BLT Subsidi Gaji Tak Cair Gegara Ini, Pastikan Nama Pekerja Terdaftar!
30 menit lalu -
Kolumnis Media di Qatar Ikut Kecam Penghinaan Holywings Pakai Nama Muhammad
20 menit lalu -
Robbie Fowler: Salah dan Liverpool Takkan Capai Kesepakatan Baru
18 menit lalu -
Celine Evangelista Jawab Soal Kemungkinan Menikah dengan Marshel Widianto
35 menit lalu
Di Qatar, Din Syamsuddin Sampaikan Pesan Lawan Islamofobia

JAKARTA -- Ujaran kebencian merupakan salah satu masalah global pada masa kini dalam konteks hubungan antarumat beragama maupun warga bangsa-bangsa. Hal itu disampaikan ketua umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015 Prof Din Syamsuddin dalam acara Doha International Interfaith Conference, kemarin waktu setempat.
Mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu diundang ke Doha, Qatar, untuk menyampaikan pandangan-pandangannya terkait situasi umat agama-agama dalam skala global. Menurut Din, ujaran kebencian bertentangan dengan ajaran agama mana pun. Islam mengajarkan manusia untuk berkata baik atau, kalau tidak mampu demikian, diam.
Salah satu wujud konkret ujaran kebencian, lanjut dia, adalah Islamofobia. "Ujaran kebencian yang memenuhi jagad manusia, baik bentuk fobia terhadap sesuatu agama seperti Islamofobia ataupun labelisasi terhadap sesuatu kelompok, adalah sumber malapetaka peradaban," ujar Din Syamsyuddin dalam konferensi yang diikuti 500 tokoh agama, akademisi, dan pemerintahan di Doha, Qatar, seperti dikutip dalam keterangan yang diterima Republika, Kamis (26/5/2022).
Guru besar FISIP UIN Syarif Hidayatullah ini mengatakan, para pelaku Islamofobia dapat digolongkan sebagai perusak harmoni. Fobia tersebut pada dasarnya lahir dari rasa ketakutan atau inferioritas terhadap kelompok yang dianggap berbeda. "Maka, sejatinya ujaran kebencian, apa pun bentuknya, adalah sikap irasional yang hanya dilakukan oleh pengecut yang tidak bertanggung jawab," ucap ketua Majelis Permusyawaratan Partai Pelita ini.
Karena itu, menurut Din, sudah waktunya warga dunia yang cinta kebenaran dan kedamaian untuk bangkit melawan kelompok pengecut ini. Termasuk di dalam kelompok itu adalah para pendengung (buzzer), baik yang bekerja karena kebodohan maupun menjadikan persebaran kebencian sebagai mata pencaharian.
"Terhadap mereka, cukup disambut dengan tertawa sambil didoakan untuk mendapatkan hidayah Ilahi. Terhadap yang keterlaluan, memang pantas diadukan ke proses hukum," katanya.
Sebelumnya, Din Syamsuddin memenuhi undangan konferensi antarumat agama-agama di Kazan, Rusia. Adapun acara di Doha ini digelar secara rutin tahunan sejak 2010.
Dalam pertemuan ke-12 pada tahun ini, Doha International Interfaith Conference membahas tema utama, yakni "Religion and Hate Speech: Scripture and Practices" (Agama dan Ujaran Kebencian: Kitab Suci dan Praktek).
Berita Terkait
- Gerakan Rakyat Lawan Islamofobia dan Oligarki Harus Berhasil
- Buku Kumpulan Kultum Ekonomi Syariah Seri 4 Diluncurkan
- Ada Dugaan Kriminalisasi Perkawinan, Sekjen MUI Minta Pengesahan RUU TPKS Ditunda
- Di Qatar, Din Syamsuddin Sampaikan Pesan Lawan Islamofobia
- Kontravensi akibat Manipulatif