-
Batalnya Piala Dunia U-20 2021 Tak Hancurkan Mimpi Saddam Gaffar
49 minutes ago -
4 Kecamatan di Pekalongan Juga Dilanda Banjir, 6.619 Jiwa Terdampak
55 minutes ago -
Operasi Tinombala Jadi "PR" Komjen Listyo yang Harus Dituntaskan
46 minutes ago -
Rumah Zakat Bantu Penderita Lumpuh Otak
30 minutes ago -
Posyandu Pertamina dan Rumah Zakat Layani Pemeriksaan Balita
43 minutes ago -
Tim Advokasi Melaporkan Kasus Tewasnya 6 Laskar FPI ke Pengadilan Internasional
32 minutes ago -
Antisipasi Banjir, Pemprov DKI Gelontorkan Anggaran Rp5 Triliun
56 minutes ago -
Kunker ke Merangin, Fachrori Serahkan Bantuan Cadangan Pangan
48 minutes ago -
Divisi Bisnis Arema Kelimpungan Penuhi Tanggungan Sponsor Musim 2020
48 minutes ago -
PT Pertamina Meulaboh Salurkan bantuan Lewat Rumah Zakat
34 minutes ago -
Pep Guardiola Konfirmasi Klubnya Tak akan Belanja Pemain Januari Ini
30 minutes ago -
Baznas dan Bank Jambi Bersinergi Perkuat Pembangunan Pendidikan
26 minutes ago
Di Indonesia Timur, Jumlah Penumpang Angkutan Nataru Lebih Dominan

PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni siap mengantisipasi lonjakan kenaikan jumlah penumpang selama masa angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru) di seluruh Indonesia. Utamanya, Pelni bakal memberikan fokus lebih di wilayah timur Indonesia yang memiliki permintaan tinggi.
Selama periode Nataru, pelanggan kapal Pelni di wilayah timur lebih dominan dibandingkan dengan wilayah tengah dan wilayah barat. Pelanggan yang naik dari pelabuhan di Indonesia bagian timur mencapai 42%, sedangkan wilayah tengah 38% dan wilayah Barat 20%.
Baca Juga: Libur Nataru, Volume Kendaraan Cipali Diprediksi Naik 9,62%
Kepala Kesekretariatan Pelni, Yahya Kuncoro, mengatakan, untuk mengantisipasi pergerakan penumpang di wilayah timur, Perseroan mengoperasikan 10 kapal yang terdiri dari 1 kapal tipe 3.000 pax (KM. Labobar), 6 kapal tipe 2.000 pax (KM. Ciremai, KM. Dobonsolo, KM. Nggapulu, KM. Gunung Dempo, KM. Sinabung, KM. Tidar), dan 3 kapal tipe 1.000 pax (KM. Tatamailau, KM. Sirimau dan KM. Leuser).
Untuk wilayah tengah yang terdiri dari Pelabuhan Nunukan-Tarakan-Balikpapan-Makasar-Baubau-Benoa-Labuanbajo-Kupang-dan Bitung akan dioperasikan 10 kapal teridiri 1 kapal tipe 3.000 pax (KM. Labobar), 1 kapal tipe 2.000 (KM. Bukit Siguntang), 7 kapal tipe 1.000 pax (KM. Tilongkabila, KM. Binaiya, KM. Awu, KM. Leuser, KM. Kelimutu, KM. Jetliner), dan 1 kapal tipe 500 pax (KM. Wilis).
Adapun wilayah barat terdiri dari Pelabuhan Gunung Sitoli-Sibolga-Padang-Belawan-Kijang-Batam-Pontianak-Keppri-Tanjung Priok-Tanjung Emas-Tanjung Perak-Kumai dan Sampit akan dioperasikan 5 kapal terdiri 3 kapal tipe 2.000 pax (KM. Kelud, KM. Umsini, KM. Dorolonda) dan 2 kapal tipe 1.000 pax (KM. Bukit Raya dan KM. Lawit).
"Jumlah kapal di wilayah timur paling banyak. Hal ini karena menyesuaikan dengan permintaan pelanggan," jelas Yahya Kuncoro, Rabu (11/12/2019).
Dirinya melanjutkan, rerouting kapal tahun 2019 juga bertambah sebanyak 2 armada, dari 13 kapal (2018) menjadi 15 kapal (2019). Kapal rerouting untuk tipe 3.000 dan 2.000 pax di antaranya terdiri dari KM. Dorolonda untuk menambah frekuensi ruas Bitung-Papua Port, KM. Ciremai deviasi Ambon untuk antisipasi ruas Ambon-Papua Port, KM. Labobar menambah frekuensi Bitung-Jayapura Port, KM. Dorolonda deviasi Kijang-Batam dan Belawan untuk tambah frekuensi ke Sumatera Utara.
Sementara untuk kapal tipe 1.000 pax KM. Lawit pada pra Natal dan Tahun Baru akan rerouting dari Tanjung Priok-Padang-Sibolga-Gunung Sitoli. KM. Binaiya deviasi Waingapu dan KM. Awu deviasi ke Sabu-Rote dan Larantuka. Kapal tipe 500 pax KM. Wilis deviasi ke Reo dan KM. Egon diviasi Balikpapan-Bitung.
"Rute kapal kami sesuaikan dengan permintaan masyarakat dengan memperhatikan aspek keselamatan. Hal tersebut kami lakukan agar penumpang merasa aman dan nyaman selama perjalanan," tutup Yahya Kuncoro.
Penulis: ***
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Foto: Tri Yari Kurniawan