-
Cetak Sejarah Usai Tampil di Final Indonesia Masters 2023, Chico Aura Dwi Kirim Pesan Menyentuh untuk Warga Papua
55 menit lalu -
Kisah Tumenggung Bahurekso Tapa Ngalong, Lalu Tumpas Kerajaan Jin di Alas Roban
54 menit lalu -
Hobi Main Motor, Ferry Maryadi Dapat Lampu Hijau dari Istri
34 menit lalu -
Cristiano Ronaldo Tampil Buruk, Fans Al Nassr Injak-Injak Jersey CR7
32 menit lalu -
3 Berita Artis Terheboh: Fakta Kondisi Indra Bekti, Kiky Saputri Tak Menyangka
54 menit lalu -
BLT Subsidi Gaji Segera Cair di 2023? Ini Faktanya
26 menit lalu
0
Desa Ambengan Selektif Kelola Hutan Desa

Pemdes dan kelompok pengelola, diberikan kewenangan untuk mengelola kawasan hutan desa seluas 354 hektare oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) RI. Hanya saja dalam pemanfaatannya Pemdes dan kelompok pengelola sangat selektif dan berhati-hati.
Mereka selama ini hanya memanfaatkan 15 persen dari kawasan hutan desa atau sekitar 53 hektare untuk ditanami pohon yang bernilai ekonomis. Selebihnya ditutup untuk dikelola dan hanya dilakukan reboisasi di zona hutan lindung.
Hal itu dijaga sangat ketat oleh Pemdes dan Kelompok Tani Hutan Munduk Sari Desa Ambengan. Sebab beberapa tahun lalu, karena terjadi kerusakan hutan di wilayah hulu Desa Ambengan, sempat mengakibatkan banjir dan tanah longsor.
"Yang kami kelola hanya yang di zona risiko sangat kecil untuk terjadi longsor dan banjir bandang. Kalau yang risiko tinggi kami tidak buka dan tidak kelola karena hutan di Desa Ambengan ini hulunya Buleleng. Kami berkomitmen untuk tetap menjaga ketersediaan air bersih dan oksigen," jelas Perbekel Ambengan Nyoman Seri di sela-sela kegiatan penanaman pohon, Senin (28/11).
Sedangkan untuk lahan yang dimanfaatkan selama ini ditanami sejumlah pohon yang bernilai ekonomis. Mulai dari pohon durian, nangka, nagasari, majegau, alpukat. Pemanfaatan hutan desa disebutnya sudah membawa dampak bagi masyarakat sekitar. Terutama dalam pemanfaatan lahan dengan jenis tanaman pendamping seperti umbi-umbian ketela pohon, ketela rambat, talas kuning serta pisang.
Namun Seri menegaskan, pemanfaatan lahan dilakukan dengan tetap mempertahankan pohon-pohon yang sudah ada. Pohon dan tanaman baru hanya disemai sebagai tanaman sela. "Kami juga berkomitmen karena desa kami yang paling hulu, penghasil oksigen, dan penghasil air, kami ingin perkecil risiko dan skala bencana," tegas dia.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng I Gede Melandrat menegaskan penanaman pohon serangkaian Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dipilih di Desa Ambengan bukan tanpa alasan. Melandrat menjelaskan Desa Ambengan merupakan hulu Kota Singaraja, sehingga menjadi prioritas untuk dijaga kelestarian hutannya.
"Apapun yang terjadi berkaitan dengan lingkungan di Kota Singaraja, tidak lepas dari dampak yang diberikan oleh desa-desa di hulu termasuk Ambengan. Sehingga kami berharap Ambengan menjadi desa yang tertata dengan baik dan indah dengan keasriannya," ungkap Melandrat.
Dia pun berharap penanaman pohon rutin dilakukan. Selain itu yang perlu diperhatikan soal pemeliharaan dan pemantauan pohon setelah ditanam. Pengelola harus memastikan pohon yang ditanam dapat hidup dengan baik.*k23
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali