-
Fadli Zon Prihatin dengan Ancaman Kriminalisasi Terhadap Rocky Gerung
5 jam lalu -
Bukan Cuma Tesla Cybertruck, Ini Jajaran Double Cabin Listrik Amerika Bergaya Nyeleneh
19 jam lalu -
Toyota Raize Sangat Digandrungi, Kantongi Pemesanan Hingga Puluhan Ribu Unit
19 jam lalu -
Jovee Permudah Akses pada Suplemen Kesehatan Berharga Terjangkau
21 jam lalu -
Nissan GT-R50 Edisi Terbatas Siap Diproduksi, Harganya Rp 15 Miliaran
19 jam lalu -
IMF Beri Pinjaman Rp 3,4 Triliun kepada Angola
19 jam lalu -
Sebelum Beli, Cek Biaya Servis Rutin Wuling Confero S
19 jam lalu -
Siap-siap, Babak Final Brio Saturday Night Challenge 2019 Digelar Besok
19 jam lalu -
Husqvarna Norden 901 Masuk Jalur Produksi
19 jam lalu -
Seri Pamungkas Indonesia CBR Race Day Dihelat Akhir Pekan Ini
19 jam lalu -
MV Agusta Siapkan Motor 350 cc, Harganya Cuma Rp 100 jutaan
19 jam lalu -
Cargloss Helm Spesial Hijabers, Harganya Cuma Rp 275 Ribu
19 jam lalu
Dana Kelola Reksa Dana Turun Rp2 Triliun Jadi Rp551 Triliun

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada penurunan dana kelolaan asset under management (AUM) produk reksa dana. Per 14 November dana kelola reksa dana hanya mencapai Rp551 triliun atau lebih rendah dibandingkan posisi Oktober yang mencapai Rp553 triliun.
Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sujanto meskipun turun namun pasar modal masih menjadi investasi yang menarik. Jika melihat angka, nominal tersebut ada pada posisi pertengahan bulan.
Baca juga: Investasi di Reksa Dana Semakin Diminati, Ini Alasannya!
"Industri pasar modal masih positif. Dana kelolaan itu pada 14 November 2019 posisinya Rp551 triliun," ujarnya saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (18/11/2019).
Tak hanya dana kelola, produk reksa dana per 14 November ini juga mengalami tren penurunan. Pada 14 November produk reksa dana hanya mencapai 2.165 saja.
Baca juga: Apa Benar Investasi Hanya untuk Kalangan Berduit Saja?
Sementara pada Oktober 2019, produk reksa dana mencapai 2.189 produk. Angka bulan lalu juga sebenarnya lebih rendah dibandingkan bulan September yang mana mencapai 2.190 produk.
"Produknya 2.165 produk reksadana dan investor lebih dari 1,5 juta," ucapnya.
Baca juga: Ingin Investasi Reksa Dana? Ini Plus hingga Minusnya
Sementara itu, Ketua Presidium Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi (APRDI) Prihatmo Hari Muljanto justru mengatakan, minat investasi mikro di kalangan masyarakat terus mengalami kenaikan. Salah satu instrumen yang paling banyak diminati adalah reksa dana.
Menurutnya, alasan mengapa produk reksa dana paling banyak diminati adalah karena modal yang dibutuhkan cukup terjangkau. Di sisi lain risiko yang dihasilkan dari investasi ini juga rendah meskipun memang keuntungannya juga tidak terlalu besar.