-
Pakar Ungkap Nomor HP 500 Juta Pengguna Facebook Dijual
43 menit lalu -
Positif Covid-19, Wakil Wali Kota Balikpapan Terpilih Thohari Azis Meninggal
56 menit lalu -
PSG Selangkah Lagi Resmikan Kedatangan Dele Alli
55 menit lalu -
Liga Inggris: Tak Terima Frank Lampard Dipecat, Fans Demo Lalu Sebut Chelsea Klub Sirkus
47 menit lalu -
Kolom: Rumput Tertangga Memang Jauh Lebih Hijau
46 menit lalu -
Masa Peminjamannya Habis, Odion Ighalo Beri Salam Perpisahan ke Man United
56 menit lalu -
Luka Jovic Cetak Tiga Gol Dalam Kondisi Kurang Fit
40 menit lalu -
Himbara Segera Cairkan KUR Rp200 Triliun
45 menit lalu -
Kolom: Rumput Tetangga Memang Jauh Lebih Hijau
46 menit lalu -
Ibrahimovic Minta Maaf Mendapat Kartu Merah
35 menit lalu -
Pengendalian Impor dan Penurunan Harga Gas Bikin Utilisasi Produksi Industri Naik 67,5%
12 menit lalu -
35 Kata-kata Bijak Jangan Mengeluh, Penuh Motivasi Pantang Menyerah
52 menit lalu
China Tuding AS "Berbahaya", Ciptakan Kekacauan di Asia Pasifik

MANILA - China menuding Amerika Serikat (AS) mencoba menciptakan kekacauan di kawasan Asia Pasifik, sehari Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien melakukan kunjungan ke Filipina untuk menyampaikan dukungan Washington kepada Manila dalam sengketa maritim dengan Beijing.
Dalam kunjungan tersebut, O'Brien menegaskan dukungan AS kepada Filipina dan Vietnam, yang berselisih dengan China dalam sengketa wilayah di Laut Cina Selatan. Dia juga menyatakan komitmen AS kepada Taiwan.
BACA JUGA: Filipina dan China Bersitegang soal Pulau Thitu
Beijing mengatakan bahwa komentar O'Brien tersebut "tidak masuk akal" dan memperbesar ketegangan regional.
"Kami dengan tegas menentang pernyataan yang penuh dengan mentalitas Perang Dingin dan secara sembarangan menghasut konfrontasi," kata Kedutaan Besar China di Manila dalam pernyataan yang di-posting di situs resminya pada Senin (23/11/2020), sebagaimana dilansir Reuters.
"Ini menunjukkan bahwa kunjungannya (O'Brien) ke kawasan ini bukan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan, tetapi untuk menciptakan kekacauan di kawasan dalam rangka mencari kepentingan egois AS."
China mengklaim 90% Laut China Selatan termasuk wilayah yang diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam. Pada 2016, pengadilan internasional memutuskan bahwa klaim luas China, berdasarkan peta historisnya, tidak sejalan dengan hukum internasional.
BACA JUGA: Indonesia Berharap AS dan China Tak Picu Ketegangan di Laut China Selatan
Amerika Serikat telah berulang kali mengirim kapal perang ke jalur perairan strategis itu untuk mendemonstrasikan kebebasan navigasi di sana.
"Fakta telah membuktikan bahwa AS adalah pendorong terbesar militerisasi," kata pernyataan kedutaan, menyebutnya sebagai "faktor eksternal paling berbahaya" di Laut China Selatan.
Kedutaan Amerika Serikat di Manila belum memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut.
(Bernadus Melkianus Danomira)