-
KLHK: 5,79% Luas Hutan di Kalsel Dipakai untuk Tambang
51 menit lalu -
Real Madrid Benamkan Alaves 4-1, Hazard dan Banzema Cetak gol
55 menit lalu -
Stefano Pioli Merasa Tak Salah Soal Posisi Soualiho Meite
46 menit lalu -
Polisi Bubarkan Komunitas Motor Pelanggar Prokes di Jaksel
47 menit lalu -
197 Bencana Terjadi di Indonesia Bulan Januari, Korban Tewas 184 Orang
42 menit lalu -
Anggota DPR Soroti Ada Aktivitas Eksplorasi Hutan Berlebihan
38 menit lalu -
VIDEO: Highlights Liga Spanyol, Real Madrid Bungkam Deportivo Alaves 4-1
43 menit lalu -
Kolonel Budi Mulyadi: Kami Mendapat Perintah Langsung dari KSAL
38 menit lalu -
Kiat berkomunikasi antar generasi di era digital
59 menit lalu -
OPPO Find X3 Series adaptasi Full-path Color Management System 10-bit
54 menit lalu -
Weton Pengendali Dunia, Elemen Apinya Bawa Power yang Wow Banget
46 menit lalu -
Jadi Ketua MES, Erick Thohir Diharapkan Gerak Cepat Kembangkan Ekonomi Syariah
34 menit lalu
Buntut Pemecatan 4 Legislator, Hong Kong Makin Panas

GenPI.co - Beijing memaksa pemecatan empat anggota parlemen Hong Kong yang dinilai mereka tak patriotik, Rabu (11/11) lalu. Hal ini semakin menguatkan indikasi cengkraman China atas Hong Kong.
Sebagai bentuk protes atas tindakan Beijing yang semena-mena, sejumlah 15 anggota parlemen pro-demokrasi Hong Kong pun langsung mengundurkan diri.
BACA JUGA: Hong Kong Terancam, Legislator Pro Demokrasi Undur Diri Massal
"Kami harus melakukannya," kata Claudia Mo, salah satu politisi Hong Kong kepada BBC.
Mo mengatakan bahwa mereka perlu protes pada tindakan Beijing yang membungkam Hong Kong hanya karena perbedaan pendapat, seperti dilansir dari The Washington Post.
Pemecatan anggota parlemen Hong Kong oleh Beijing menambah sejumlah tindakan keras yang dilakukan oleh China.
Sebelumnya, Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional baru di Hong kong pada pertengahan tahun ini. Dalam proses pengesahan UU ini, perbedaan pendapat dibekukan, pengunjuk rasa ditangkap, dan legislator Hong Kong dihukum karena mendukung atau berpartisipasi dalam gerakan pro-demokrasi.
"Langkah ini memperjelas bahwa kediktatoran sudah turun ke Hong Kong dan Partai Komunis China bisa membasmi semua suara yang menentang di parlemen," kata salah satu anggota parlemen Fernando Cheung.
Fernando takut bahwa tidak akan ada lagi Hong Kong seperti yang dikenalnya. "Tidak ada lagi pemisahan kekuasan dan tidak ada lagi satu negara, dua sistem," katanya.
BACA JUGA: Menlu AS Komentar Soal Taiwan, China Langsung Naik Darah
Sementara itu, media pemerintah China mengatakan langkah tersebut sebagai sebuah tindakan yang lama tertunda menuju kembalinya perdamaian dan kemakmuran di Hong Kong. Mereka juga menyayangkan protes massa yang terjadi pertengahan tahun ini.
Para pengkritik China di luar negeri terus mengecam tindakan Beijing yang berupaya mengembalikan Hong Kong dalam wilayah kekuasaannya. Namun, pemerintah China tetap bergeming menghadapi tekanan pihak internasional.(*)
Kalian wajib tonton video yang satu ini: