-
Kenakan Dress Hitam, Begini Sesi Pemotretan si Seksi Georgina Rodriguez
49 menit lalu -
Kabar Gembira, 1.700 Usaha Dibuka untuk Gairahkan Investasi
52 menit lalu -
Ketika Pers Dilema dalam Memberitakan Kasus Terorisme dan Radikalisme
51 menit lalu -
Satgas: Vaksinasi Mandiri Belum Final
51 menit lalu -
Simpati Bruno Fernandes untuk Donny van de Beek
40 menit lalu -
Tiongkok Panen Dolar di Tengah Pandemi, Amerika Serikat Tak Mampu Menandingi
54 menit lalu -
Yamaha Peduli, Beri Bantuan Langsung Kepada Korban Gempa Sulbar
58 menit lalu -
Potret Lucu Alana yang Tak Izinkan Cristiano Ronaldo Cium Georgina Rodriguez
54 menit lalu -
Kang Email Bongkar Rahasia Investasi Jabar Meroket
47 menit lalu -
Bumil hingga Balita Terima BLT, Sekeluarga Dapat Rp17,4 Juta
50 menit lalu -
Kenakan Tanktop Hitam, Intip Senyum Manis Georgina Rodriguez
58 menit lalu -
Waspadai Korupsi di BUMN, Erick Thohir Gandeng BPKP
42 menit lalu
Budiman Sudjatmiko: Absurd Kaitkan PDIP dan Stafsus Menteri

JAKARTA -- Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menilai, suatu fenomena absurd bila mengaitkan PDI Perjuangan dengan Andreau Pribadi Misata (APM). APM merupakan kader yang terlilit kasus ekspor benih lobster setelah menjadi staf khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
"Itu sama absurdnya dengan mengaitkan orang ini menjadi anggota kelompok arisan apa, atau tokoh kelompok wayang orang. Sama absurdnya, karena enggak ada hubungannya dengan apa yang menjadi berlakunya ketika menjadi staf khusus atau staf ahlinya menteri," ujar Budiman saat dihubungi di Jakarta, Kamis (26/11).
Dia menambahkan, lain cerita kalau orang tersebut sudah dilantik sebagai anggota DPR RI atau menjadi bagian dari tenaga ahli anggota DPR RI dari partai tersebut. "Tentu saja dia bagian dari partai politik, kerja-kerjanya," kata Budiman.
Menurut Budiman, partai kerap kali tidak bisa menentukan pilihan karier seseorang meskipun orang tersebut menjadi kader partai atau pernah diusung partai menjadi calon legislatif. Selain itu, kalau pun partai menunjuk seseorang untuk menduduki karier tertentu, biasanya disertai dengan surat tugas.
Dalam hal ini, tersangka kasus ekspor benih lobster, Andreau, menjadi staf khusus Edhy Prabowo tanpa sepengetahuan partai. Karena partai tidak pernah mengeluarkan surat tugas tersebut. "Setahu saya PDI Perjuangan di DPP, selalu mengeluarkan surat (kepada anggota) jika memang ditugaskan partai. Selalu ada surat tugasnya lho mas. Nah, itu enggak pernah ada penugasan bagi yang bersangkutan sebagai staf anggotanya Menteri dari partai lain," kata Budiman.
Sementara itu, KPK menahan tersangka Andreau Pribadi Misata (APM) selama 20 hari terhitung sejak tanggal 26 November 2020 sampai dengan 15 Desember 2020 di rutan KPK cabang Gedung Merah Putih dalam perkara dugaan Tindak Pidana Korupsi Menteri Kelautan dan Perikanan nonaktif Edhy Prabowo. Andreau sebelumnya pernah menjadi calon legislatif dari PDIP pada pemilu 2019, tetapi gagal melenggang ke parlemen.
Berita Terkait
- Staf Khusus Menteri Edhy Prabowo Menyerahkan Diri
- Pengamat: Penangkapan Edhy Bisa Jadi Momentum Reshuffle
- PDIP Hormati dan Dukung Langkah Hukum KPK terhadap Andreau
- Perbatasan Rusia-China Ditutup
- In Picture: Staf Khusus Menteri Edhy Prabowo Menyerahkan Diri