-
Perguruan Tinggi di Lampung Masuk Salah Satu Kampus Terbaik Versi THE WUR 2024
57 menit lalu -
Pilpres 2024, PPP Minta Ganjar Pranowo Gerak Cepat Mendengar Aspirasi Rakyat
46 menit lalu -
Sekda Lepas Kontingen Kota Gunungsitoli Untuk Pesparani Katolik Sumatera Utara II Tahun 2023
34 menit lalu -
Melani Leimena Raih Penghargaan Sebagai Legislator Peduli Pemberdayaan Perempuan dan UMKM
54 menit lalu -
ACE-YS Ajak 130 Anak Muda Asia Ikuti Program Creative Catalyst
55 menit lalu -
Hilang Usai Dikabarkan Jadi Tersangka, Wamentan Cari Keberadaan Menteri Syahrul
52 menit lalu -
Pelatihan Pengolahan Pisang (Tepung, Dodol, Kripik) Di Kota Gunungsitoli
34 menit lalu -
Jadwal Siaran Langsung Timnas Futsal Indonesia di Kualifikasi Piala Asia Futsal 2024: Lawan Tuan Rumah di Laga Pamungkas!
52 menit lalu -
Daftar Negara Maju dan Berkembang di Dunia, Indonesia Masuk Daftar yang Mana?
41 menit lalu -
Peduli Kesehatan Mental, Ganjar Pranowo Tuai Apresiasi dari Anak Muda
22 menit lalu -
Cegah Cyber Bullying, DPR Dorong Pemahaman Materi Literasi Digital di Sekolah
29 menit lalu -
Polri Tetapkan 2 DPO Baru Jaringan Narkoba Fredy Pratama
27 menit lalu
Begini Progres 2 Proyek Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik
JAKARTA - Pemerintah melalui konsorsium BUMN menggenjot pengerjaan proyek pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai (EV battery) di dalam negeri. Ada dua proyek besar yang menjadi fokus otoritas saat ini.
Pertama, proyek Dragon yang merupakan pengembangan end to end proyek EV battery value chain yang akan digarap PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan investor asal China yakni Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL), anak usaha CATL.
Direktur Utama Holding BUMN Pertambangan atau MIND ID, Hendi Prio Santoso, mengatakan, Antam dan CBL tengah menyusun joint feasibility study (JFS). Proses itu terkait hilirisasi EV battery berupa RKEF, HPAL, battery material, battery cell, dan daur ulang (recycling).
"Untuk proses hilir lainnya dalam proses penyusunan joint feasibility study," ujar Hendi saat sesi wawancara dengan MNC Portal, ditulis Sabtu (27/5/2023).
Penyusunan JFS dilakukan setelah kedua entitas menyepakati adanya Perjanjian Jual Beli Saham atau Conditional Share Purchase Agreement/CSPA dan Conditional Shareholder Agreement (CSHA) terkait transaksi pembelian 49 persen saham PT Sumberdaya Arindo (SDA) dan transaksi pembelian 60 persen saham FHT.
Transaksi ini merupakan kelanjutan dari perjanjian kerja sama pengembangan EV Battery yang disepakati Antam dan CBL pada April 2022.
Kedua, Proyek Titan. Berbeda dengan CBL atau CATL, kesepakatan pengerjaan proyek Titan antara LG Energy Solution (LG) dan Indonesia Battery Corporation (IBC) selaku konsorsium BUMN belum mencapai titik final. Saat ini, proses negosiasi terkait pembentukan perusahaan patungan atau joint venture (JV) masih berjalan.
Hendi mengatakan saat ini konsorsium LG dalam tahap diskusi untuk melakukan Amandemen Framework Agreement terkait finalisasi struktur pemegang saham di tiap JV.
Rencananya, LG akan menyampaikan perkembangan struktur kerja sama grand package kepada Kementerian BUMN dan Kementerian Investasi/BKPM pada Mei tahun ini.
"Dan LGES (LG) akan menyampaikan juga perkembangan struktur kerja sama grand package kepada Kementerian BUMN dan BKPM dalam bulan Mei ini," kata dia.