-
KLHK: Pembangunan TPA Sampah Dihentikan di 2030
53 menit lalu -
Perkara Suap Hakim, Itong Isnaeni Dieksekusi ke Lapas Surabaya
50 menit lalu -
Harga BBM di Seluruh SPBU Indonesia Kompak Naik per 1 Februari 2023, Ini Daftar Terbarunya
58 menit lalu -
Menjangkau 40 Kota Pesisir, FishLog Siap Perkuat & Perluas Jaringan Perikanan Indonesia
56 menit lalu -
Sosok Laksda TNI Angkasa Dipua, Anak Pejuang Era Bung Karno yang Jadi Asisten Intelijen Panglima TNI
56 menit lalu -
Petani di Sulsel Tewas Ditabrak Kereta Api, Kapolres Bilang Kecelakaan Ini Baru Pertama Kali
54 menit lalu -
Terjerat Perselingkuhan, Kompol D Dimutasi ke Sini
50 menit lalu -
5 Pemain Kesayangan Bernardo Tavares yang Layak Diandalkan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, Nomor 1 Winger Andalan PSM Makassar
48 menit lalu -
Kejakgung: Anggaran BTS 4G BAKTI 100 Persen Cair, tapi Pengerjaannya tak Selesai
58 menit lalu -
Bawaslu Tunggu Sidang DKPP Soal Dugaan Kecurangan Manipulasi Data KPU
57 menit lalu -
Sepanjang Januari 2023, Sebanyak 15 Bencana Melanda Kabupaten Sukabumi
42 menit lalu -
Heboh Transmart Milik CT Sepi dan Tutup, Begini Pengakuan Manajemen
40 menit lalu
0
Bapanas Sebut Bulog dalam Bahaya

Hal ini diungkap karena sampai saat ini Bulog belum bisa menyerap beras petani dan akan menyebabkan stok terus menurun. Kepala Badan Pangan Nasional/NFA (National Food Agency) Arief Prasetyo Adi mengatakan stok per 22 November 2022, berdasarkan laporan dari Perum Bulog bahwa jumlah stok beras di Bulog sebanyak 594 ribu ton. Sementara stok CBP sebanyak 426 ribu ton.
Sementara ini, Bulog disebut sulit mencari gabah atau beras di lapangan. Namun, berdasarkan laporannya, Bulog sulit menyerap karena bersaing dengan perusahaan swasta lainnya kemudian berdasarkan temuannya juga stok di lapangan juga menipis.
"Hari ini untuk mencari gabah Rp 4.200 sulit, bapak. Kemudian dari laporan di atas Rp 5.000-Rp 5.500. Kemudian tentunya ini rebutan gabah juga di market," ujar Arief di rapat DPR RI, seperti dilansir detikcom, Rabu (23/11).
Arief menyebut, kondisi stok beras Bulog saat ini menjadi yang terendah. Jika Bulog sulit menyerap beras di lapangan, Arief mengatakan kondisi cadangan beras pemerintah terancam dalam bahaya. Prediksinya terus menurun hingga menjadi 342 ribu ton pada akhir 2022.
"Apa yang terjadi men-top up 1,2 juta ton, demikian bapak ibu semua, bisa jadi kalau kondisi seperti hari ini stok kita akan menurun 342 ribu ton, bagi kami sebagian Badan Pangan Nasional sangat bahaya," tegasnya.
Dengan begitu, jika stok cadangan beras pemerintah terus menurun maka Bulog tidak bisa melakukan tugasnya untuk mengintervensi harga beras di pasaran.
"Karena Bulog tidak bisa mengintervensi pada saat kondisi-kondisi tertentu, pada saat harga tinggi. Dan yang satu lagi, kalau ada KLB seperti terjadi di Cianjur kita tidak berharap, di beberapa tempat lain, Bulog itu harus punya stok. Jadi ini kita bicara ketersediaan dan mengamankan stok Bulog," jelasnya.
Menurut Arief, Bulog setiap bulannya mengeluarkan 150 ribu ton untuk program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH). Yang diklaim mampu meredam gejolak harga beras sehingga tidak beterbangan.
Sejak awal tahun, kata dia, Bulog sudah mengeluarkan 927.655 ribu ton untuk KPSH. "Karena itu, jika Bulog harus mengeluarkan 150-200 ribu ton setiap bulannya, tanpa ada pemasukan...karena itu top up stok Bulog harus dilakukan," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berulang kali memperingatkan ancaman kekurangan pangan global. Kini, warning itu sepertinya mulai mengancam Indonesia.
"Urusan yang namanya pangan, kekurangan semuanya. Ini semuanya negara. Kenaikan bisa 30%, bisa 40%, bisa 50%," kata Jokowi saat Musyawarah Nasional ke-17 HIPMI di Surakarta ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden (21/11). *
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali