-
Hasil Timnas Myanmar U-19 vs Timnas Brunei Darussalam U-19 di Piala AFF U-19 2022: Tampil Beringas, La Min Htwe Dkk Menang 7-0!
36 menit lalu -
Mantap! Modal Inti Bank Resona Perdania Meningkat Lebih dari Rp 5 Triliun
52 menit lalu -
Mayat Lansia Dalam Karung Diduga Korban Pembunuhan, Terduga Pelakunya Ternyata
49 menit lalu -
Sempat Gugup, Dere Berhasil Puaskan Penonton Prambanan Jazz Festival 2022
55 menit lalu -
Pedagang Hewan Kurban: Biaya Pengeluaran Lebih Tinggi karena Wabah PMK
57 menit lalu -
Eks Kapten AC Milan akan Lanjutkan Karier di Inggris?
44 menit lalu -
Menko PMK Harap RUU KIA Dukung Percepatan Penurunan Stunting
43 menit lalu -
4 Fakta Mantan Wakapolri Jusuf Manggabarani yang Kebal Senjata, Rahasianya Terungkap!
40 menit lalu -
Kapolresta Bekasi Sebut Pria Berompi Polisi Penusuk Ibu dan Anak Warga Sipil
57 menit lalu -
Pengacara Iriadi: Pemanggilan Andre Rosiade Oleh Polda Sumbar Berkaitan dengan Bukti dan Kesaksian Kliennya.
52 menit lalu -
Ratusan Anak di Pinggiran Kota Semarang Disunat Massal
41 menit lalu -
Deretan Pemain Top Korban Apriyani/Fadia, Nomor 3 Punya Banyak Fan di Indonesia
37 menit lalu
AS: Kunjungan Biden ke Korsel Mungkin Disambut Uji Nuklir Korut

WASHINGTON - Intelijen Amerika Serikat (AS) menunjukkan kemungkinan ada uji coba nuklir Korea Utara, atau uji coba rudal jarak jauh, atau keduanya, sebelum, selama atau setelah perjalanan Presiden Joe Biden ke Korea Selatan dan Jepang mulai minggu ini.
Pernyataan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan itu dikemukakan pada Rabu (18/5/2022), di Gedung Putih.
Dia mengatakan Biden tidak akan mengunjungi Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan selama kunjungannya ke Korea Selatan, yang dimulai pada Jumat (20/5/2022), setelah mengatakan pekan lalu bahwa dia sedang mempertimbangkan perjalanan semacam itu.
"Intelijen kami memang memperlihatkan kemungkinan bahwa akan ada uji coba rudal lebih lanjut, termasuk uji coba rudal jarak jauh, atau uji coba nuklir, atau keduanya, pada hari-hari menjelang, pada, atau setelah perjalanan Presiden ke wilayah tersebut ," kata Sullivan dalam pengarahan di Gedung Putih.
"Kami sedang mempersiapkan segala kemungkinan," tambahnya.
Sullivan mengatakan Amerika Serikat berkoordinasi erat dengan Korsel dan Jepang, dan dia juga telah membahas Korut dengan rekannya dari China Yang Jiechi dalam panggilan telepon pada Rabu. Perjalanan Biden pada 20-24 Mei akan menjadi yang pertama ke Asia sebagai Presiden AS.
Perjalanan ini akan mencakup pertemuan puncak pertamanya dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, yang mulai menjabat pada 10 Mei dan telah bersumpah akan bertindak lebih keras terhadap "provokasi" Korut.
Sullivan mengatakan Amerika Serikat siap untuk melakukan penyesuaian jangka pendek dan jangka panjang terhadap postur militernya seperlunya, "untuk memastikan bahwa kami memberikan pertahanan dan kekuatan kepada sekutu kami di kawasan itu dan bahwa kami menanggapi setiap provokasi Korut."