-
Pendarat InSight NASA Alami Krisis Energi di Mars
51 menit lalu -
Ada Pegawai Positif Covid-19, Samsat Lampung Utara Ditutup Sementara
42 menit lalu -
Sri Mulyani Incar Pajak dari Pengelolaan Aset Negara Rp4,13 Triliun
39 menit lalu -
Muncul di Berita TV Gara-Gara Daun Bawang, Reaksi Key SHINee Buat Netizen Terpingkal
32 menit lalu -
Mantan Pemain: Juventus dan Cristiano Ronaldo Lebih Baik Cerai
50 menit lalu -
Bersama Carlo Ancelotti, Everton Miliki Masa Depan Cerah
41 menit lalu -
BNSP Sertifikasi Kompetensi SDM Perhotelan dan Restoran di Sekitar Candi Borobudur
50 menit lalu -
Politisi Jepang Diminta Minum Air Limbah Nuklir Fukushima Sebelum Membuangnya ke Laut
46 menit lalu -
Pipa Bocor, Pertamina Bersihkan Cairan Minyak di Area Sawah
45 menit lalu -
Pertamina Tambah Kapal Pengangkut, Stok Elpiji Kalbar Aman
41 menit lalu -
Arang, Baut hingga Perhiasan Siap Diekspor ke Pasar Eropa dengan Tarif 0%
32 menit lalu -
Viral Perabot Rumah Dinas Wali Kota Sibolga Hilang Tiba-Tiba, DPRD Akan Cek Lokasi
57 menit lalu
Arkeolog Temukan Perkakas Tulang Kanguru Tertua di Australia

KIMBERLEY - Perkakas tulang berusia 35 ribu tahun ditemukan di sebuah Gua Riwi, Kimberley Selatan, Australia. Penemuan perkakas itu, menjadi salah satu yang tertua di negara tersebut sejauh ini.
Dalam penggalian oleh para arkeolog itu, ada delapan alat yang terbuat dari tulang kanguru. Meski telah ditemukan sejak 1990-an, namun baru sekarang teknik penanggalan yang tepat bagi alat tersebut diketahui, dengan rentang usia 35 ribu hingga 46 ribu tahun silam.
"Teknologi tulang di Australia cenderung tidak bertahan dalam jangka waktu lama," kata Michelle Langley dari Griffith University dikutip dari ABC, Kamis (8/4).
Dia mengaku, memang sangat jarang mendapatkan penemuan dengan usia setua itu. Terutama di Australia bagian utara.
"Kami tahu peralatan tulang digunakan, tetapi kami tidak menemukannya. Mereka membusuk sebelum kita bisa mengambilnya lagi,'' tambah Langley.
Berdasarkan pemaparan, perkakas itu diukir dari ulna Kanguru, tibia atau fibula. Alat tulang runcing digunakan untuk mengolah resin, menenun keranjang, mengerjakan serat tanaman hingga berburu burung dan ikan.
Menanggapi temuan itu, Profesor Arkeologi Jane Balme dari University of Western Australia telah bekerja dengan para ahli di seluruh negeri untuk mengidentifikasi alat tersebut.
Profesor Balme mengatakan, alat tersebut menunjukkan pentingnya bahan organik dalam teknologi awal masyarakat.
"Mereka memberikan jendela ke dalam keragaman yang lebih besar dari kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang daripada yang diungkapkan oleh artefak batu saja," kata Profesor Balme.
Langley menegaskan, pembuatan alat itu juga memakan waktu lama dan keterampilan khusus. Dia menambahkan, penemuan itu bisa membuat koneksi lainnya ke masa lalu.
"Selalu menyenangkan memikirkan siapa yang mungkin telah menggunakan itu. Apakah itu alat wanita, alat pria atau apakah itu sesuatu yang dimainkan anak-anak." ungkap dia.
- Anak Sapi Ini Merasa Dirinya Seekor Anjing
- Schapelle Corby Kini Jadi Bintang TV di Australia
- HBA Kembali Naik Imbas Perang Dagang Australia-China
- Jokowi Apresiasi Dukungan Ulama Atasi Pandemi Covid-19
- Kemendikbud Evaluasi Perguruan Tinggi Berdasarkan 8 IKU