-
Kebakaran Melanda Kawasan Padat Penduduk di Pasar Manggis Jaksel
57 menit lalu -
Bareskrim Tetapkan Keponakan Wamenkumham Tersangka atas Kasus Pencemaran Nama Baik
55 menit lalu -
Populasi di Jepang Anjlok Akibat Dihantui Resesi Seks
48 menit lalu -
Tersangka Kasus Narkoba Tewas di RTP Polres Asahan, Polisi Berdalih Bunuh Diri
35 menit lalu -
7 Pesepak Bola Top Eropa yang Konsisten Puasa Ramadhan, Nomor 1 Gelandang Andalan Chelsea!
35 menit lalu -
Shin Tae-yong Akui Sudah Analisa Kekuatan Burundi, Timnas Indonesia Kembali Berjaya di FIFA Matchday Maret 2023?
31 menit lalu -
Catat! Jadwal Imsak dan Berbuka Puasa di Jogja 28 Maret 2023
30 menit lalu -
Review Film Losmen Melati, Penginapan Terkutuk yang Membuat Tamu Tak Bisa Keluar Lagi
21 menit lalu -
Kemenkeu dan BPK dalam Pusaran Uang Korupsi Tukin Kementerian ESDM
35 menit lalu -
Emile Smith Rowe Berharap Lebih Sering Dimainkan
14 menit lalu -
5 Fakta Linda Cepu di Kasus Narkoba Teddy Minahasa, Dituntut 18 Tahun Penjara
35 menit lalu -
Humor Gus Dur: Gelar Gus Diberikan Tanpa Kuliah dan Wisuda
29 menit lalu
APBN Bisa Tak Defisit tapi Subsidi Listrik-BBM Dicabut, Sri Mulyani: Langsung Dimarahi Rakyat
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan satu-satunya cara agar APBN tidak defisit dan tetap seimbang antara pengeluaran dan pendapatannya. Caranya tidak ada lagi subsidi listrik dan BBM.
"Anda mau APBN diseimbangkan, balance? Bisa sih, tapi PLN enggak saya bayar Rp171 triliun, itu jelas langsung turun defisitnya. Bu Nicke enggak usah saya bayar Rp379 triliun itu langsung 0 defisitnya. PLN sama Pertamina mau?" ujar Sri dalam kuliah umum secara virtual di Jakarta, Jumat (3/2/2023).
Hal ini pun sebagai jawaban Sri Mulyani atas pertanyaan perwakilan PT PLN Indonesia Power yang hadir dalam kuliah tersebut.
"Lalu Anda jawabnya, 'boleh saja saya naikkan tarif listrik'. Ya monggo silahkan, Anda ya langsung dimarahi rakyat seluruh Indonesia, as simple as that," ungkap Sri.
Menurutnya, jika tarif listrik dan BBM tidak disubsidi, APBN tentunya bisa seimbang karena defisit di 2022 adalah sebesar Rp464,3 triliun atau 2,38% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, anggaran untuk kompensasi dan subsidi BBM di 2022 tembus Rp500 triliun.