-
5 Pembalap Terbaik MotoGP di Yamaha Sepanjang Masa, Nomor 1 Valentino Rossi
59 menit lalu -
Elektabilitas Erick Thohir Perlahan Naik, Zulhas: Jaga Kinerja!
52 menit lalu -
KPK Proses Dugaan Korupsi Kouta Rokok Kena Cukai di Kepri
51 menit lalu -
Biodata dan Agama I Wayan Koster Gubernur Bali yang Tolak Timnas Israel U-20 Bertanding di Pulau Bali
46 menit lalu -
RI Cari Akses Keuangan UMKM di Pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral Asean
55 menit lalu -
Pakar Terorisme: Jihadis Sudah Siapkan Aksi Teror untuk Israel di Indonesia
41 menit lalu -
Kemewahannya Bikin Heboh, AKP Agnis Juwita Manurung Diperiksa Propam
57 menit lalu -
Alhamdulillah, Indra Mendapat Bantuan dari Pemprov Sumbar
56 menit lalu -
Direksi-Komisaris BUMN Rangkap Jabatan Dilarang Terima Gaji Double
51 menit lalu -
Bali United Berambisi Akhiri Paceklik Kemenangan saat Hadapi Arema FC
36 menit lalu -
Cegah Tindak Kejahatan Jalanan, Polres Metro Depok Minta Remaja Harus di Rumah Pukul 22.00 WIB
48 menit lalu -
Aldila Jelita Tidak Mau Lagi Pakai Nama Indra Bekti
49 menit lalu
Apa itu ERP dan Kenapa Harus Diterapkan? Ini Penjelasannya

JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memberlakukan sistem Electronic Road Pricing (ERP) atau jalan berbayar. Meski belum dipastikan kapan akan diterapkan, tapi pemprov menargetkan regulasinya akan rampung tahun ini.
Jalan berbayar dalam arti sederhana adalah pungutan yang dikenakan kepada pengemudi kendaraan pribadi, baik itu mobil dan motor, ketika melintasi daerah-daerah tertentu dan di waktu tertentu.
Tujuannya untuk menekan atau membatasi kendaraan pribadi sehingga mau beralih menggunakan angkutan massal.
Pasalnya kemacetan di Jakarta sudah pada level tidak nyaman. Tak cuma itu, akibat volume kendaraan pribadi yang terus meningkat membawa dampak buruk bagi lingkungan lantaran gas buang menimbulkan polusi udara.
"Karena mereka membuat kemaceran akibat volume kendaraan bertambah dan memperburuk kualitas udara makanya kena pungutan," ujar Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi, Deddy Herlambang.
"Jadi bukan pajak atau negara mau merampok uang rakyat," sambungnya.
Sistem ERP ini, menurut Deddy Herlambang, akan minim kecurangan ketimbang kebijakan pengendalian kendaraan pribadi yang pernah ada seperti 3-in-1 atau Ganjil-Genap.