-
Hasil Sepakbola Asian Games 2023: Timnas Indonesia U-24 Tertinggal 0-1 dari Taiwan U-24
53 menit lalu -
Presiden Jokowi Groundbreaking Hotel Nusantara Bintang 5 di IKN
51 menit lalu -
Jadi Penjahat di The Expendables 4, Iko Uwais Kabarnya Dibayar Miliaran
55 menit lalu -
Viral Atlet Futsal Tendang Kepala Lawan Saat Selebrasi, Kadispora: Sudah Disanksi
59 menit lalu -
Hasto Ungkap Alasan PDIP Fokus Isu Kedaulatan Pangan di Rakernas IV
56 menit lalu -
Cerita 'keajaiban, ketangguhan' tanaman Indonesia yang jadi koleksi institusi seni botani terbesar dunia
47 menit lalu -
Tidak Ada Rekaman CCTV, Polisi Bakal Gelar Perkara Kasus Siswi SD Dicolok di Gresik
43 menit lalu -
Timnas U-24 Indonesia vs Taiwan: Laga Penentu Nasib Garuda Muda
44 menit lalu -
Kejar Sendal Terjatuh ke Kali Ciliwung, Bocah 7 Tahun Tewas Tenggelam
51 menit lalu -
TNI AU Menggagalkan Penyelundupan Sabu-Sabu di Bandara SSK II Pekanbaru
43 menit lalu -
Aziz Hedra Andalkan Oversized Outfit untuk OOTD
59 menit lalu -
7 Strategi yang Disiapkan Ganjar Pranowo untuk Wujudkan Indonesia Emas
42 menit lalu
Anggota Wantimpres Ingatkan Bahaya Intoleransi Jelang Pemilu 2024
JAKARTA - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto mengingatkan bahaya intoleransi, radikalisme, dan terorisme menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang dapat memicu perpecahan bangsa.
Berbagai ancaman mengincar bangsa Indonesia menjelang pesta demokrasi Pemilu 2024 mendatang. Sehingga Pancasila sebagai pemersatu NKRI, harus terus diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Setelah ancaman pandemi Covid-19 selesai, ancaman intoleransi, radikalisme, dan terorisme juga sangat berbahaya. Sudah banyak temuan yang menunjukkan beberapa lembaga dan masyarakat yang terpapar ancaman ini," ujar Sidarto sebagai pembicara kunci dalam FGD yang digelar Moya Institute bertajuk "Pancasila: Dinamika dan Tantangan yang Dihadapi?" dilansir Antara, Jumat (26/5/2023).
Sidarto mengatakan intoleransi, radikalisme, dan terorisme relatif mampu menginfiltrasi aparatur sipil negara (ASN) di berbagai institusi. Bahkan, tuturnya, radikalisme ditengarai telah merasuki oknum TNI-Polri.
Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Agus Pramusinto mengungkapkan salah satu tantangan yang dihadapi Pancasila yaitu perpecahan akibat perbedaan pilihan politik, ditambah lagi merebaknya kasus korupsi.
Di sisi lain, kata Agus, dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, KASN menjaga penerapan prinsip sistem merit serta pengawasan penerapan nilai dasar, kode etik, dan kode perilaku ASN.