-
Hasil Babak Pertama Timnas Italia vs Inggris di Kualifikasi Piala Eropa 2024: Harry Kane Cetak Gol, The Three Lions Unggul 2-0!
55 minutes ago -
Timnas 3x3 Putra Indonesia Diharapkan Tembus Babak Utama FIBA 3x3 Asia Cup 2023
27 minutes ago -
Pesan Tegas KPK soal Lukas Enembe Mogok Minum Obat dan Diberi Ubi Busuk
56 minutes ago -
Medvedev Sebut Bantuan Senjata untuk Ukraina Hanya Akan Dekatkan Kiamat Nuklir
54 minutes ago -
Penumpang KRL Boleh Makan dan Minum di Dalam Kereta saat Buka Puasa
45 minutes ago -
Hasil Swiss Open 2023: Rinov Rivaldy/Pitha Mentari Tembus Perempatfinal, Usai Kalahkan Jagoan Denmark
37 minutes ago -
Hasil Swiss Open 2023: Tampil Perkasa, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Pulangkan Ganda Thailand di 16 Besar
16 minutes ago -
Heboh Flexing, Pejabat Dilarang Bukber, Harus Contoh Jokowi
25 minutes ago -
Titipku buka bisnis baru lagi
25 minutes ago -
Pria Skotlandia Ini Masuk Islam Usai Mendengar Azan yang Mengetuk Hatinya di Turki
25 minutes ago -
3 Abang Adik Ini Miliki Karier Moncer di TNI-Polri, Nomor 1 Anak Mantan Wapres
24 minutes ago -
Daftar 3 Jenderal TNI Lulusan Akmil 1997 dengan Karier Moncer yang Membanggakan
26 minutes ago
Anggota Komisi III DPR Pertanyakan Pembentukan Tim Khusus Kasus Kecelakaan Hasya

JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI, Taufik Basari, mempertanyakan tim khusus yang akan dibentuk untuk kasus kecelakaan yang mengakibatkan tewasnya mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Muhammad Hasya Attalah. Ia menanyakan apakah tim ini akan berbentuk tim pencari fakta atau tidak.
Kemudian, kalaupun ada tim gabungan pencari fakta, jangan sampai hanya fokus kepada peristiwa terjadinya kecelakaan. Taufik menekankan, harus dilakukan menyeluruh serta komprehensif untuk menilai proses penanganan kasus tersebut.
"Yang paling pertama kalau kita ingin melihat itikad baik dari pihak kepolisian untuk membereskan ini semua pertama-tama cabut tersangkanya dulu," kata Tobas sapaan Taufik Basari, Kamis (2/2/2023).
Ia merasa, tanpa tim gabungan pencari fakta sebenarnya bisa dilakukan sendiri pihak kepolisian tanpa harus melibatkan orang lain. Sepanjang, lanjut Tobas, polisi menyadari memang ada kekeliruan-kekeliruan yang dijalankan selama ini.
Tobas menekankan, ini sebenarnya yang dikhawatirkan selama ini, ketika ada tim pencari fakta mereka hanya fokus kepada kecelakaan lalu lintasnya. Yang mana, mungkin saja temuan-temuan seperti peristiwa saja dan malah jadi legitimasi.
Nantinya, ia mengaku khawatir, polisi malah mendapatkan semacam legitimasi kalau persoalan ini sebenarnya selesai karena fakta-fakta lapangan hanya seperti itu. Sedangkan, hal-hal lain tidak disentuh karena cuma terkait kejadian kecelakaan.
"Karena itu, tidak ada gunanya kalau kemudian tim gabungan pencari fakta ini hanya fokus kepada kecelakaannya," ujar Tobas.
Ia menambahkan, kalaupun nanti ada tim gabungan pencari fakta, mereka harus menelusuri hal-hal lain sesaat setelah kejadian kecelakaan. Lalu, harus pula ditelusuri pasca kejadian, penanganan, itu semua bagian untuk mencari solusi.
Komisi III DPR RI sendiri seharusnya mengagendakan untuk mengundang keluarga korban dan pendamping, ILUNI FHUI, untuk bertemu di DPR RI. Namun, pertemuan terpaksa ditunda karena bertepatan dengan rencana keluarga membuat laporan ke Polda Metro Jaya.
Laporan dilakukan untuk tindak pidana pembiaran terhadap orang yang membutuhkan pertolongan dan akhirnya meninggal dunia. Selain itu, pertemuan harus dibatalkan karena kebetulan bersamaan waktunya dengan rekonstruksi yang rencananya digelar.
In Picture: Polda Metro Jaya Gelar Rekonstruksi Kecelakaan Mahasiswa UI
- Alasan Keluarga Hasya tak Hadiri Rekonstruksi Ulang, Kuasa Hukum: Malaadministrasi
- Polisi Diminta Segera Cabut Status Tersangka Kecelakaan Hasya
- Rekonstruksi Kecelakaan Hasya, Begini Runtutan Lengkap Adegan Versi Polisi
- Cek 5 Situs Web AI yang Bantu Pekerjaan Anda
- Anggota Komisi III DPR Pertanyakan Pembentukan Tim Khusus Kasus Kecelakaan Hasya