-
Usai Final Liga Champions, Marcelo Tak Ingin Pisah dengan Real Madrid
36 menit lalu -
Tak Bisa Bersaing Perebutkan Podium di MotoGP Italia 2022, Andrea Dovizioso: Saya Hanya Ingin Nikmati Balapan
33 menit lalu -
Masuk Radar Real Madrid, Rafael Leao Semringah
19 menit lalu -
Infinix Note 12 Segera Taklukkan Batas
48 menit lalu -
Budaya dan Kearifan Lokal Jadi Kunci Indonesia dalam Menangani Bencana
26 menit lalu -
Cuan Meledak Masa Depan Cerah, Intip Hoki 3 Zodiak Beruntung Ini
36 menit lalu -
Rebutan Harta Warisan, Pemabuk Ini Tusuk Kakak Kandungnya hingga Kritis
35 menit lalu -
Juergen Klopp Berang dengan Spekulasi Masa Depan Sadio Mane
43 menit lalu -
Ada Ancaman di Depan Mata, WHO Nyalakan Alarm Bahaya
16 menit lalu
Ada MotoGP hingga G20, Pengusaha PrediksI Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5% Tahun Ini

JAKARTA - Perekonomian Indonesia menunjukkan geliat pemulihan ekonomi yang cukup positif di awal 2022, meski memang secara bertahap dan belum merata di semua sektor
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengapresiasi kebijakan rem dan gas yang dilakukan oleh Pemerintah. Bagaimanapun, Covid-19 masih ada dan harus tetap waspada.
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Mardani H. Maming menyebut meski begitu, roda perekonomian juga harus tetap berjalan. Menurutnya, tahun 2021 adalah tahun yang penuh tantangan.
Namun, ekonomi Indonesia berhasil pulih dan keluar dari resesi ekonomi, serta kembali mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif.
Baca Juga: Pengusaha Taruh Harapan Besar di MotoGP Mandalika dan Presidensi G20
"Di tahun 2022, kita menjaga optimisme bahwa pemulihan ekonomi akan semakin on the track seiring dengan berbagai sektor ekonomi yang semakin membaik. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan bisa kembali ke 5%. Memang kondisi tidak mudah tapi pengusaha muda harus berjuang membawa perubahan," ujar Maming, saat memberikan sambutan dalam acara Indonesia Economic Outlook 2022, di Financial Hall CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (26/1/2022).
Namun, kata dia, masih ada beberapa tantangan yang perlu diwaspadai dan dihadapi, yaitu ketidakpastian pandemi Covid-19 dengan varian-varian baru Covid-19 yang terus bermunculan harus diwaspadai agar tidak merusak momentum kebangkitan ekonomi.
Kemudian, kebijakan-kebijakan di dunia, terutama tapering off dan kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh Bank Sentral AS, The Fed yang bisa menyebabkan capital outflow dan bisa melemahkan nilai tukar rupiah.
"Selain itu, perkembangan harga komoditas dunia, disrupsi rantai pasok global, spill-over efek dari masalah utang raksasa seperti Tiongkok, dan Evergrande yang mencapai US$ 300 miliar akan lebih terasa tahun ini. Kondisi ini perlu jadi bahan antisipasi," ucapnya.
Baca Juga: Pengusaha Harus Punya Mental Pejuang Hadapi Tantangan di 2022
Mantan Bupati Tanah Bumbu Kalimantan Selatan itu melanjutkan, ada beberapa momentum yang menjadi peluang untuk semakin memantapkan pemulihan ekonomi. Selain indikator-indikator ekonomi dalam negeri yang membaik, beberapa event internasional akan digelar di Indonesia tahun ini.