-
Carlo Ancelotti Kaget Lihat Performa Thibaut Courtois Lawan Liverpool
45 menit lalu -
DPD FPPI Bali Perjuangan Kesetaraan Gender
53 menit lalu -
Adik Ridwan Kamil: Ada Sesuatu Tak Terduga Terbawa Hanyut hingga Eril Berteriak
52 menit lalu -
Maryoto Subekti Pimpin Pengcab Woodball Badung
53 menit lalu -
Raffi Ahmad Nonton Final Liga Champions di Prancis, Tim Jagoannya Kalah
48 menit lalu -
Kalahkan Liverpool di Final, Real Madrid Raih Gelar Ke-14 Liga Champions
46 menit lalu -
Nasib 300 Ribu Honorer K2 di Ujung Tanduk, Tolong, Berikan Solusi
36 menit lalu -
Membludak! Warga Jakarta Antusias Lihat Mobil Formula E di Bundaran HI
32 menit lalu -
Juergen Klopp Yakin Liverpool akan Kembali ke Final Musim Depan
25 menit lalu -
Sulitnya Medan Pencarian Anak Ridwan Kamil, Tim SAR Gunakan Drone Canggih hingga Penyelam
46 menit lalu -
Penampilan Ikonik, Menuai Sensasi
54 menit lalu -
Satu Rumah di Agam Rusak Berat Tertimpa Pohon Tumbang
32 menit lalu
6 Siswi Muslim India Berjuang untuk Diizinkan Memakai Hijab di Sekolah, Ini Kisahnya

NEW DELHI - Perdebatan mengenai hijab di sebuah sekolah menengah atas perempuan telah menimbulkan polemik di India.
Enam pelajar putri Muslim di sebuah sekolah menengah atas negeri di Negara Bagian Karnataka mengaku mereka dilarang masuk kelas selama berpekan-pekan karena berkeras mengenakan hijab.
BACA JUGA: India Penjarakan Pendeta Hindu karena Serukan Genosida Muslim
Pihak sekolah berdalih bahwa para siswi tersebut diperkenankan untuk memakai hijab di lingkungan sekolah, kecuali di dalam kelas. Seperti para pelajar lainnya, keenam siswi tersebut memakai seragam. Tapi mereka menegaskan bahwa seharusnya sekolah membolehkan mereka untuk menutupi rambut.
"Kami diajar beberapa guru laki-laki. Kami harus menutupi rambut kami di depan laki-laki. Itulah mengapa kami memakai hijab," kata salah seorang pelajar putri bernama Almas AH, kepada BBC Hindi.
Keberadaan perempuan Muslim yang memakai hijab dan burka di India adalah pemandangan yang jamak. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, penganut agama minoritas seperti Islam dan Kristen merasa semakin tidak nyaman oleh kehidupan beragama yang kian terpolarisasi.
Apalagi kasus ini terjadi di Udupi, satu dari tiga distrik di kawasan Karnataka yang sensitif. Sejumlah pengamat menilai Karnataka merupakan laboratorium politik mengingat kawasan itu dihuni mayoritas penganut Hindu yang menjadi kantong kekuatan sayap kanan partai BJP pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.
BACA JUGA: Kekerasan Anti-Muslim Memuncak di Negara Bagian India, Masjid dan Toko Diserang
Bukan kebetulan BJP memegang kekuasaan di Karnataka.
Beragam contoh ujaran kebencian dan aksi main hakim sendiri terhadap umat Muslim di kawasan itu memperdalam kubu-kubu agama sekaligus memicu pembentukan kelompok-kelompok kaum minoritas yang vokal memperjuangkan hak kebebasan beragama.