-
5 Foto Seksi Georgina Rodriguez saat Olahraga di Taman, Mana yang Paling Menggoda?
56 menit lalu -
PSSI Buka Pendaftaran Pelatih Timnas Putri
47 menit lalu -
Bangladesh akan Bangun Observatorium Luar Angkasa Pertama
46 menit lalu -
KNKT Temukan Petunjuk untuk Lanjutkan Investigasi Sriwijaya
52 menit lalu -
Pemerintah Diminta Masukkan Wartawan Sebagai Prioritas Penerima Vaksin Covid-19
52 menit lalu -
Lagi, Disdik Jajaki Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka
59 menit lalu -
Erick Thohir Buktikan Vaksin Covid-19 Tak Ada Chip
40 menit lalu -
Paul Pogba Minta Maaf ke Skuad Man United, Kenapa?
38 menit lalu -
Airlangga Pernah Positif Covid, Istana Pun tak Tahu
37 menit lalu -
Bukan Cuma Ibrahimovic, Pioli Juga Buka Suara soal Kedatangan Mandzukic
35 menit lalu -
Sri Mulyani Beri Utang Rp18,7 Triliun untuk 21 Pemda
48 menit lalu -
Bermain di Fenerbahce Adalah Impian Masa Kecil Mesut Oezil
51 menit lalu
5 Kegiatan Kerumunan yang Akhirnya Jadi Klaster Covid-19

JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito kembali menekankan betapa berbahayanya kerumunan di masa pandemi Covid-19 ini. Dia mengatakan, berkerumun dapat meningkatkan potensi penularan.
"Berdasarkan data nasional terdapat berbagai kegiatan kerumunan yang berdampak pada timbulnya klaster penularan Covid di berbagai daerah di Indonesia," katanya saat konferensi pers, Kamis (26/11/2020).
Baca Juga: Cawalkot Depok Mohammad Idris Terpapar Covid-19 Bukan di Acara Habib Rizieq
Berikut kegiatan kerumunan yang akhirnya menjadi klaster penularan:
1. Klaster sidang GPIB Sinode yang menghasilkan 24 kasus di 5 provinsi. Kemudian, menyebar ke lima provinsi, yakni Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan NTB. Klaster ini berawal dari kegiatan agama yang dilakukan di BogorJawa Barat dengan 685 peserta.
2. Klaster kegiatan bisnis tanpa riba yang menghasilkan 24 kasus di 7 provinsi. Klaster ini menimbulkan korban jiwa sebanyak 3 orang atau case fatality rate mencapai 12,5%. Klaster ini berawal dari kegiatan yang dilakukan di Bogor melibatkan 200 peserta. Kasusnya berkembang dan menyebar ke berbagai provinsi lainnya yaitu Lampung, Kepulauan Riau, DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Papua.
3. Klaster Gereja Bethel Lembang di Jawa Barat yang kegiatannya melibatkan 200 peserta. Kerumunan ini menghasilkan 226 kasus dengan infection rate mencapai 35%.
4. Klaster Ijtima Ulama di Gowa, Sulawesi Selatan dengan total peserta sekitar 8.761 orang. Kegiatan ini menghasilkan 1248 kasus di 20 provinsi.
5. Klaster Pondok Pesantren Temboro di Jawa Timur yang menimbulkan 193 kasus di 6 provinsi dengan lebih dari 14 kabupaten/kota dan 1 negara lain.
"Jadi ini adalah penting untuk menjadi perhatian publik bahwa kondisi kerukunan itu harus dihindari," tuturnya.
Baca Juga: Jenazah Bupati Situbondo Dimakamkan dengan Protokol Covid-19
Dia mengatakan, bahwa periode inkubasi antara terpapar virus dan gejala rata-rata hanya 5 hari. Di mana, gejala dapat muncul 2 hari kemudian.
"Jika bisa disimpulkan bahwa ada waktu sekitar 3 hari untuk kontak erat tersebut dilacak dan diisolasi segera sebelum terus melanjutkan ke lingkaran yang lebih luas lagi," ujarnya.
"Saya minta kesadaran dan kerjasamanya untuk tidak berkerumun. Apa yang kita semai itu juga yang akan kita tuai," tuturnya.