-
PSSI Buka Pendaftaran Pelatih Timnas Putri
59 menit lalu -
Bukan Cuma Ibrahimovic, Pioli Juga Buka Suara soal Kedatangan Mandzukic
47 menit lalu -
Paul Pogba Minta Maaf ke Skuad Man United, Kenapa?
50 menit lalu -
Beberapa Minyak Esensial yang Bisa Ringankan Sakit Kepala dan Migrain
26 menit lalu -
Bangladesh akan Bangun Observatorium Luar Angkasa Pertama
58 menit lalu -
KKP Klaim Realisasi Dana KUR Capai Rp 5,2 Triliun di 2020
57 menit lalu -
Airlangga Pernah Positif Covid, Istana Pun tak Tahu
49 menit lalu -
Menyantap Hot Pot Lebih Nikmat dengan “Electric Lift Grill Pot”
45 menit lalu -
Rencana Serangan Udara ke Pakistan Dibocorkan Penyiar Televisi, Politisi India Tuntut Penyelidikan
38 menit lalu -
Erick Thohir Buktikan Vaksin Covid-19 Tak Ada Chip
52 menit lalu -
Sri Mulyani Beri Utang Rp18,7 Triliun untuk 21 Pemda
59 menit lalu -
BI Pastikan Kantor Kalsel dan Sulbar Tetap Beroperasi
30 menit lalu
2021 Ekonomi Indonesia Dapat Tumbuh 6%, Ini Skenarionya

Lembaga penelitian (think tank) Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia memprediksi tahun 2021 menjadi tahun pemulihan ekonomi pascaketerpurukan akibat serangan pandemi Covid-19.
"Kami melihat peluang besar bagi ekonomi Indonesia untuk membalikkan kondisi resesi pada tahun ini menjadi tumbuh positif pada kisaran 3% hingga 6% pada tahun 2021," kata Founder CORE Indonesia, Hendri Saparini, dalam Economic Outlook 2021 pada Rabu (18/11/2020).
Baca Juga: Serapan Belanja Masih Rendah, Pertumbuhan Ekonomi Terhambat
Hendri mengungkapkan bahwa lebarnya rentang potensi pertumbuhan ini tidak terlepas dari kompleksitas faktor-faktor yang memengaruhi sejauh mana ekspansi ekonomi Indonesia akan terjadi pada tahun depan.
"Kondisi tersebut sangatlah berbeda dengan pola pergerakan ekonomi prapandemi yang relatif lebih stabil," ucapnya.
Menurut dia, ada sejumlah faktor penting yang akan memengaruhi tingkat pemulihan ekonomi pada 2021 dan juga tahun-tahun berikutnya. Di antaranya, tren perkembangan pandemi Covid-19, adaptabilitas masyarakat dalam menghadapi pandemi, serta kecepatan penemuan dan pendistribusian vaksin.
Berikutnya, efektivitas implementasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), serta ada tidaknya terobosan kebijakan yang mendorong reformasi dan transformasi ekonomi untuk pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya akan mencapai batas bawah 3% pada tahun depan apabila terjadi kondisi sebagai berikut. Pertama, tingkat penularan wabah Covid-19 yang mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan menjelang akhir 2020 kembali meningkat pada tahun 2021 (second wave).
Kedua, proses distribusi vaksin Covid-19 berjalan lamban dan belum dapat diakses secara masal hingga semester kedua 2021. Berikitnya, tingkat keyakinan masyarakat kalangan menengah dan atas untuk berbelanja belum sepenuhnya pulih yang menyebabkan masih terbatasnya ekspansi sejumlah sektor ekonomi. Keempat, respons kebijakan pemerintah terutama program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berjalan lamban dan kurang efektif.
"Namun, ekspansi ekonomi tahun depan berpotensi lebih cepat hingga mencapai 6% apabila beberapa asumsi berikut terpenuhi," tambahnya.
Pertama, penularan wabah Covid-19 secara konsisten mereda pada 2021. Kedua, pendistribusian vaksin Covid-19 berjalan lancar dan dapat diakses secara masal pada semester kedua 2021. Ketiga, masyarakat makin dapat beradaptasi terhadap pandemi dan tingkat keyakinan masyarakat kalangan menengah atas untuk berbelanja pulih dengan cepat.
Kondisi tersebut juga didukung oleh respons kebijakan pemerintah yang cepat dan efektif, tidak hanya terbatas pada yang bersifat jangka pendek, tetapi juga terobosan kebijakan yang mendorong reformasi dan transformasi ekonomi untuk pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Foto: Indrianto Eko Suwarso