-
VNL 2023: Pria yang Membawa Jakarta Lavani Juara Belum Beruntung
48 menit lalu -
DLH Gianyar Tanam Pohon di Desa Suwat
58 menit lalu -
9 Kebakaran di Bantul pada Awal Juni 2023, Masyarakat Diminta Waspada
55 menit lalu -
Pengunjung Membeludak, Tari Kecak di DTW Uluwatu Tampil Ekstra
55 menit lalu -
Menaker Ida Fauziyah Tegaskan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja Tak Bisa Ditoleransi
41 menit lalu -
9 Fraksi DPRD Provinsi Apresiasi Sejumlah Capaian yang Diraih Pemprov Sumsel
54 menit lalu -
Kondisi Pemain Kurang Ideal
49 menit lalu -
Komentari Kabar Lionel Messi Gabung Inter Miami, Neymar Jr: Dia Bakal Buat Liga Amerika Serikat Makin Populer
57 menit lalu -
Jelang Lawan Timnas Indonesia, Timnas Palestina Bakal Tiba di Jakarta Malam Ini
43 menit lalu -
Foto-Foto Trump Sembunyikan Dokumen Rahasia hingga File Nuklir AS di Kamar Mandi
46 menit lalu -
Perindo Dukung Ganjar Pranowo Berdasarkan Hasil Kajian hingga Poling Internal
37 menit lalu -
Festival Kedungu Dimeriahkan Lomba Surfing
22 menit lalu
0
200 Personel Polres Klungkung Amankan Pangrupukan

Kapolres Klungkung AKBP I Nengah Sadiarta mengatakan sudah menggelar rapat koordinasi dengan Pemkab Klungkung, Mejelis Desa Adat (MDA), dan paiketan pecalang untuk pengamanan Nyepi. "Kami fokus malam pangrupukan untuk mencegah kerawanan," ujar AKBP Sadiarta, Senin (20/3).
Polres Klungkung mengerahkan 200 personel yang akan disebarkan ke sejumlah titik. "Kami sudah imbau saat pangrupukan tidak boleh mabuk-mabukan, pawai ogoh-ogoh diatur pecalang," kata AKBP Sadiarta. Anggota juga sudah melakukan pemetaan lokasi kerawanan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. "Mari bersama-sama menjaga kondusifitas," ujar AKBP Sadiarta. Sementara itu, Bendesa Madya MDA Kabupaten Klungkung, Dewa Made Tirta minta bendesa bersama pecalang memastikan keamanan saat pengarakan ogoh-ogoh. Mengawasi para peserta yang akan mengarak ogoh-ogoh tidak mengkonsumsi minuman keras.
Memperhatikan batas wilayah tempek, banjar, hingga desa adat. Jika berpotensi menimbulkan gesekan agar diatur tidak sampai melewati batas wilayah. Sebaliknya, jika tidak ada potensi gesekan, pengarakan ogoh-ogoh antar banjar dalam satu desa adat bisa dilakukan. "Bendesa adat yang lebih mengetahui wilayahnya masing-masing, maka harus disesuaikan," pinta Dewa Tirta. *wan
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali